Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengaku bersyukur karena ada warganya lulus dari program keluarga miskin (gamis) melalui program padat karya Sumber Mulia Barokah yang dikelola pemerintah kota setempat bersama Yamatas.

"Saya berharap ke depan semakin banyak keluarga miskin di Surabaya yang terlepas dari status keluarga miskin dengan sentuhan batiniah dan lahiriahnya," kata Eri Cahyadi saat menghadiri HUT ke-3 Yayasan Majelis Ta'lim Surabaya (Yamatas) di Sport Center Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Senin

Adanya warga yang lulus program gamis padat karya merupakan kejutan dan kado istimewa menjelang Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-730 pada 31 Mei 2023.

Hal itu dikarenakan warga yang merupakan seorang ibu itu berpakaian toga lengkap layaknya seorang wisudawan. Ibu itu memperkenalkan diri bernama Dewi Munir yang berasal dari Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Surabaya.

Di depan Wali Kota Eri dan sejumlah kepala dinas yang hadir dalam acara itu, ia menyampaikan bahwa dirinya dulu adalah penerima program Gamis.

Sejak beberapa bulan lalu, ia bergabung dengan padat karya Sumber Mulia Barokah yang dikelola oleh Pemkot Surabaya bersama Yamatas.

"Sejak bergabung dengan padat karya ini, penghasilan keluarga kami meningkat. Dulu hanya suami saya yang bekerja dan penghasilannya hanya sekitar Rp300 ribu per pekan. Setelah saya bergabung dengan padat karya ini, alhamdulillah sekarang penghasilan saya bisa Rp3 juta per pekan. Dua anak saya kuliah di Unair dan saya juga bisa benahi rumah sendiri dengan mandiri," kata Dewi disambut riuh tepuk tangan.

Makanya dalam kesempatan itu, ia memohon izin kepada Wali Kota Eri untuk melepaskan diri dari statusnya sebagai Keluarga Miskin. Bahkan, ia juga siap mencopot stiker merah bertuliskan Keluarga Miskin di rumahnya.

"Saya sangat berterima kasih atas program padat karyanya kepada Pak Eri dan jajaran Pemkot Surabaya serta dari pihak Yamatas. Besar harapan saya, teman-teman yang masih ikut program gamis, bisa bekerja dan berkarya seperti saya, sehingga bisa lulus juga seperti keluarga kami. Sekali lagi terima kasih banyak," kata Dewi disambut tepuk tangan yang lebih meriah dari para tamu undangan yang hadir.

Ditemui seusai acara, Dewi bersama suaminya mengakui keluarganya memang berubah drastis perekonomiannya setelah bergabung dengan program padat karya, khususnya di Koperasi Sumber Mulia Barokah.

Ia juga mengakui bahwa program padat karya yang dicetuskan Wali Kota Eri ini memang sangat bermanfaat dan sukses mengentas keluarganya dari garis kemiskinan.

"Makanya tadi saya sampaikan siap keluarga dari program gamis, siap mencopot stiker keluarga miskin di rumah dan siap tidak menerima bantuan lagi seperti PKH dan sebagainya itu. Jadi, saya akan fokus di program padat karya ini," katanya.

Sementara itu, Wali Kota Eri sangat bersyukur karena di harlahnya Yamatas yang kedua ini sudah banyak membantu keluarga miskin di Kota Surabaya melalui koperasinya. Bahkan, sudah ada yang dibantu hingga bisa keluar dari status warga miskinnya.

"Sampai tadi beliau mengatakan ingin dicopot stiker keluarga miskinnya, makanya nanti warga yang sudah lepas dari warga miskinnya akan kita undang di Hari Jadi Kota Surabaya," kata Cak Eri panggilan lekatnya.

Ia juga mengaku sangat bangga kepada keluarga tersebut karena sudah berhasil lulus dari keluarga miskin atau pra miskin hingga mau mencopot sendiri stiker keluarga miskinnya. Bagi Cak Eri, keluarga ini sangat patut dicontoh karena jiwanya sangat luar biasa.

Pada kesempatan itu, Cak Eri mentasbihkan ibu Dewi bersama suaminya itu sebagai guru bagi dirinya. Sebab, ia menilai bahwa keluarga mereka ini sudah mengajarkan bagaimana bisa berdiri dengan kekuatannya sendiri, dengan susah payah bekerja dan berusaha demi keluarganya, dan mengajarkan bahwa hidup ini harus terus berusaha karena tangan di atas jauh lebih baik daripada tangan di bawah.

"Makanya mulai saat ini, saya tasbihkan jenengan (anda) ini adalah guru saya untuk menciptakan kebaikan dan kekuatan di Kota Surabaya supaya lebih baik lagi ke depannya," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023