Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebut "Surabaya Vaganza" tak sekadar seremonial, melainkan menjadi ajang untuk menunjukkan keberagaman dan keguyuban elemen masyarakat di kota setempat.

"Ini menunjukkan masyarakat Surabaya guyub rukun, matur nuwon (terima kasih) semua," ujar Eri di Balai Pemuda Surabaya, Sabtu.

Pantauan ANTARA, masyarakat memadati sejumlah titik ruas jalan yang dijadikan rute parade bunga dan budaya "Surabaya Vanganza" sebagai rangkaian peringatan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) Ke-730.

Titik awal keberangkatan peserta parade bunga dan budaya ditempatkan di Jalan Pahlawan Surabaya. Kemudian mereka mengarah ke Jalan Gemblongan, Jalan Tunjungan, dan berakhir di Jalan Gubernur Suryo.

Banyak kreativitas yang dihadirkan peserta, diantaranya konsep bunga yang disusun membentuk dua eko komodo berwarna kuning milik Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (PDTS KBS) dan Burung Garuda dari Pelindo.

Antusias masyarakat terlihat di sepanjang rute "Surabaya Vaganza" khususnya saat di Jalan Tunjungan. Masyarakat pun meneriakkan nama Eri Cahyadi saat kereta kuda yang ditumpanginya melintas.

Rombongan kereta kuda membuka rentetan barisan parade bunga dan budaya sebagai suguhan utama even tahunan itu.

Eri bersama istrinya Rini Indriyani yang semula duduk di bangku belakang kereta kuda secara tiba-tiba turun ke jalan untuk menyapa masyarakat.

Keduanya berjalan menuju pagar pembatas untuk melayani permintaan berfoto dari masyarakat secara bergantian.

Eri mengaku sambutannya kepada masyarakat merupakan apresiasi terhadap animo yang masyarakat tunjukkan saat menghadiri "Surabaya Vaganza".

"Iya tadi ada waktu, saya turun. Tadi warga antusias meneriakkan nama saya. Bagaimana pun juga mereka keluarga saya, mereka hadir dan saya harus ke sana," ujarnya.
Hiasan lampu penuh warna berkonsep kepala naga terpasang di salah satu kendaraan saat "Light Festival" yang menjadi rangkaian "Surabaya Vaganza", Sabtu (27/5/2023). ANTARA/Ananto Pradana

Kemeriahan "Surabaya Vaganza" tak berhenti di sesi parade bunga dan budaya saja, melainkan berlanjut pada malam hari di gelaran parade cahaya yang kali pertama diadakan pemerintah kota (pemkot) setempat, menyambut HJKS Ke-730.

"Antusias masyarakat Surabaya dari sore sampe malam ini tidak beranjak dari tempatnya," ujar Cak Eri.

Jalan Tunjungan dihiasi nuansa kerlap-kerlip lampu yang dikenakan peserta pada setiap desain pakaian, rancangan mobil hias, hingga kostum penuh warna.

Pesertanya beragam, ada yang dari kedinasan, universitas, sekolah, perusahaan daerah dan swasta.

Para pengemudi ojek daring juga dilibatkan. Kendaraan mereka dihiasi gemerlap lampu elektrik di seluruh bagian kendaraan roda duanya.

Peserta parade berjalan berbaris dari titik keberangkatan di Jalan Tunjungan hingga berakhir di Jalan Gubernur Suryo Surabaya.

Sejumlah lampu di beberapa titik Jalan Tunjungan sempat dimatikan untuk menghadirkan kemegahan acara yang baru kali pertama digelar. Sontak, hal itu memancing riuhnya teriakan dan gemuruh tepuk tangan masyarakat di lokasi parade.

Seluruh rangkaian acara "Surabaya Vaganza" dimulai pada pukul 15.10 WIB dan berakhir pukul 21.38 WIB.

Eri Cahyadi menyebut rangkai "Surabaya Vaganza" bakal diupayakan bisa masuk Kalender "Kharisma Event Nusantara" (KEN) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.

"Iya ini sedang kami daftarkan, Insya Allah di tahun depan ada dua even,  parade bunga dan rujak uleg," ucapnya.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023