Bakso adalah hidangan populer di Indonesia, terdiri dari bola-bola daging yang umumnya terbuat dari campuran daging sapi cincang dan tepung tapioka.
 
Makanan tersebut, biasanya disajikan dalam kuah yang kaya rasa, disertai dengan mie, sayuran, dan bumbu lainnya. Bakso sering ditemui sebagai jajanan kaki lima di Indonesia dan telah menjadi makanan favorit bagi banyak orang.
 
Di kalangan masyarakat, bakso menjadi makanan alternatif bagi yang tidak mau terlalu kenyang terkena nasi.
 
Bagi yang sedang melintas di Surabaya Timur, kini ada bakso enak yang patut dicoba. Pentol dan tetelan daging sapinya bikin ngiler dan ketagihan.
Tetelan iga sapi "Bakso Mas Roy". ANTARA/Naufal Ammar Imaduddin
 
Bakso ini berada di jalan Dokter Ir. Haji Soekarno Surabaya, cukup mudah untuk ditemukan. Jika berjalan arah selatan dari perempatan Jalan Arief Rachman Hakim, sebelah kiri akan ada spanduk bertuliskan Bakso Mas Roy. Nah, di sana lokasi bakso enak dan menagihkan itu.
 
Bakso Mas Roy dijual dengan harga Rp24 ribu per porsi. Isinya satu tahu, tiga pentol kasar, sua pentol kotak dan dua pentol halus.
 
Untuk tetelan iga sapinya dihargai Rp25 ribu, isinya tiga sampai empat, sedangkan gorengan dijual 3 ribu rupiah per biji.
 
Saat pertama kali mencoba, lidah serasa bergoyang-goyang menikmati gigitan dari pentol-pentol yang disajikan, terlebih ditambah tetelan daging iga yang empuk dan mak nyees dimulut.
 
"Kami jualnya terpisah. Pelanggan bisa beli bakso saja atau bakso sama tetelan ditambah gorengan kalau mau," kata pria yang mempunyai nama lengkap Royhan Ni'Amillah saat ditemui wartawan di outletnya, Rabu.
 
Dalam sehari bakso tersebut bisa terjual sekitar 600 porsi atau setara dengan 50 sampai 60 kilogram daging sapi. Sementara saat akhir pekan, bisa mencapai 1.200 porsi atau satu kwintal daging sapi.
 
Walaupun bakso Mas Roy baru dibuka pada 1 April 2023, kedai tersebut tidak pernah sepi pembeli.
 
Tidak hanya dari Kota Surabaya, namun pelanggan bakso tersebut datang dari berbagai daerah, seperti Nganjuk dan Yogyakarta.
 
Melihat animo masyarakat yang silih berganti berdatangan, pemuda 26 tahun yang juga pemilik Mafia Gedang tersebut, ingin membuka diberbagai kota di Indonesia.
 
Namun dirinya tidak akan membuka francise seperti yang ia lakukan di Mafia Gedang.
 
"Kalau francise kan harus melibatkan orang lain atau mitra. Itu nanti controling cita rasanya yang susah," ucapnya.

Pewarta: Naufal Ammar Imaduddin

Editor : Abdul Hakim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023