Sekitar 30 peserta studi lapangan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Angkatan I dan II Kejaksaan RI mengadopsi "best practice" atau praktik terbaik atas inovasi-inovasi kepemimpinan di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Rabu, menyampaikan, terima kasih kepada Kejaksaan RI karena masih menjadikan Surabaya sebagai tempat berdiskusi "best practice".
"Kami masih membutuhkan banyak masukan untuk penyempurnaan birokrasi di lingkungan Pemkot Surabaya," ujarnya.
Wali Kota Eri mengaku telah memaparkan terkait inovasi dan sejumlah program yang ada di Pemkot Surabaya kepada peserta PKP di Balai Kota Surabaya pada Selasa (23/5). Salah satunya adalah berkaitan dengan digitalisasi yang bertujuan untuk mensejahterakan warga Surabaya.
"Kami sepakat di Pemkot Surabaya ini, tidak ada tujuan lain selain untuk membahagiakan masyarakat Surabaya. Sehingga saya membutuhkan data itu dari digitalisasi," katanya.
Melalui digitalisasi ini, kata dia, pihaknya dapat mengetahui secara realtime data berapa warga yang masuk kategori miskin, pra miskin hingga jumlah bayi stunting. Bahkan, masing-masing data tersebut dapat diketahui hingga di tingkat RT.
"Saya ingin membangun Surabaya ini dengan cara berbeda, membangunnya dengan rasa guyub rukun dan rasa persaudaraan," ujarnya.
Kepala Bidang Penyelenggara Diklat Manajemen dan Kepemimpinan Kejaksaan RI, Setyo Utomo sebelumnya menyampaikan, tujuannya berkunjung adalah ingin menimba sebuah pengalaman baru dalam "best practice" inovasi-inovasi dari kepemimpinan dari Wali Kota Eri Cahyadi dan Kepala Perangkat Daerah (PD) di lingkungan Pemkot Surabaya.
"Dari pengalaman 'best practice' tersebut, kami bisa mempelajari inovasi-inovasi terbaik yang ada di jajaran Pemerintah Kota Surabaya," kata Setyo.
Inovasi yang ada di Pemkot Surabaya ini diharapkannya dapat menjadi bekal bagi para peserta PKP Kejaksaan RI sebagai pembelajaran baru. Dengan begitu diharapkan pula "best practice" tersebut dapat diadopsi untuk kemudian diterapkan ke masing-masing satuan kerjanya.
"Teman-teman peserta PKP dari seluruh Indonesia ini mampu mengadopsinya menjadi sebuah pembelajaran baru. Lalu dapat melaksanakan dalam aksi perubahan yang nyata di satuan kerja bidangnya masing-masing," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Rabu, menyampaikan, terima kasih kepada Kejaksaan RI karena masih menjadikan Surabaya sebagai tempat berdiskusi "best practice".
"Kami masih membutuhkan banyak masukan untuk penyempurnaan birokrasi di lingkungan Pemkot Surabaya," ujarnya.
Wali Kota Eri mengaku telah memaparkan terkait inovasi dan sejumlah program yang ada di Pemkot Surabaya kepada peserta PKP di Balai Kota Surabaya pada Selasa (23/5). Salah satunya adalah berkaitan dengan digitalisasi yang bertujuan untuk mensejahterakan warga Surabaya.
"Kami sepakat di Pemkot Surabaya ini, tidak ada tujuan lain selain untuk membahagiakan masyarakat Surabaya. Sehingga saya membutuhkan data itu dari digitalisasi," katanya.
Melalui digitalisasi ini, kata dia, pihaknya dapat mengetahui secara realtime data berapa warga yang masuk kategori miskin, pra miskin hingga jumlah bayi stunting. Bahkan, masing-masing data tersebut dapat diketahui hingga di tingkat RT.
"Saya ingin membangun Surabaya ini dengan cara berbeda, membangunnya dengan rasa guyub rukun dan rasa persaudaraan," ujarnya.
Kepala Bidang Penyelenggara Diklat Manajemen dan Kepemimpinan Kejaksaan RI, Setyo Utomo sebelumnya menyampaikan, tujuannya berkunjung adalah ingin menimba sebuah pengalaman baru dalam "best practice" inovasi-inovasi dari kepemimpinan dari Wali Kota Eri Cahyadi dan Kepala Perangkat Daerah (PD) di lingkungan Pemkot Surabaya.
"Dari pengalaman 'best practice' tersebut, kami bisa mempelajari inovasi-inovasi terbaik yang ada di jajaran Pemerintah Kota Surabaya," kata Setyo.
Inovasi yang ada di Pemkot Surabaya ini diharapkannya dapat menjadi bekal bagi para peserta PKP Kejaksaan RI sebagai pembelajaran baru. Dengan begitu diharapkan pula "best practice" tersebut dapat diadopsi untuk kemudian diterapkan ke masing-masing satuan kerjanya.
"Teman-teman peserta PKP dari seluruh Indonesia ini mampu mengadopsinya menjadi sebuah pembelajaran baru. Lalu dapat melaksanakan dalam aksi perubahan yang nyata di satuan kerja bidangnya masing-masing," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023