Badan SAR Nasional (Basarnas) Pos SAR Trenggalek memberikan pelatihan khusus penanganan bencana di wilayah perkotaan kepada personel Unit Reaksi Cepat (URC) Kota Blitar, Jawa Timur, Selasa (23/5).
Pelatihan dilakukan di dalam dan luar gedung Basarnas Pos SAR Trenggalek di Desa Karangsoko, Kecamatan Trenggalek dengan materi teori dasar serta praktik pencarian dan penyelamatan korban bencana di area perkotaan.
"Peningkatan 'skill' (keterampilan) khusus ini penting diberikan agar personel penanggulangan kebencanaan di wilayah perkotaan memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam melakukan mitigasi kebencanaan di wilayahnya," kata Koordinator Basarnas Pos SAR Trenggalek Yoni Fariza di Trenggalek.
Menurut dia, bencana perkotaan memiliki karakteristik khas yang memerlukan penyikapan berbeda, terutama dalam hal pertolongan pertama.
Model dan pendekatan mitigasi, kata dia, berbeda dibandingkan dengan bidang SAR lain, misalnya operasi di lautan, gunung, pedesaan, atau operasi USAR (Urban Search And Rescue) yang memakan waktu cukup lama serta menuntut kapabilitas dan keterampilan teknis yang mumpuni.
Baca juga: Wisatawan korban tenggelam di Pantai Trenggalek ditemukan meninggal
Ia mencontohkan operasi pencarian dan penyelamatan korban gempa di area perkotaan yang biasanya potensi serta dampaknya cenderung lebih parah ketimbang di daerah pedesaan karena dipengaruhi struktur bangunan yang mendominasi dan kepadatan penduduk.
Oleh karena itu, katanya, perlu kecepatan dan ketepatan dalam melakukan penanggulangan bencana untuk meminimalkan potensi risiko.
“Untuk itu mereka akan mendapatkan materi medis dasar dan penggunaan alat rescue untuk penanganan bencana perkotaan. Tujuan kegiatan ini supaya jika terdapat bencana alam maupun non-alam URC bisa melakukan pertolongan pertama," kata Yoni.
Sekretaris Daerah Kota Blitar Priyo Suhartono mengatakan peningkatan keterampilan khusus itu penting dilakukan terhadap personel penanggulangan kebencanaan di wilayah perkotaan di daerah tersebut.
Sebab, kata dia, Kota Blitar termasuk daerah berpenduduk padat dan terbilang banyak bangunan besar.
Oleh karena itu, katanya, tim penyelamat harus dibekali dengan keterampilan khusus sehingga penanganan kebencanaan dapat dilakukan secara responsif.
“Jangan dikira kalau di kota tidak ada gunung, laut, sungai besar kemudian tidak ada bencana,” kata dia.
Baca juga: Wisatawan korban tenggelam di Pantai Trenggalek ditemukan meninggal
Ia mencontohkan operasi pencarian dan penyelamatan korban gempa di area perkotaan yang biasanya potensi serta dampaknya cenderung lebih parah ketimbang di daerah pedesaan karena dipengaruhi struktur bangunan yang mendominasi dan kepadatan penduduk.
Oleh karena itu, katanya, perlu kecepatan dan ketepatan dalam melakukan penanggulangan bencana untuk meminimalkan potensi risiko.
“Untuk itu mereka akan mendapatkan materi medis dasar dan penggunaan alat rescue untuk penanganan bencana perkotaan. Tujuan kegiatan ini supaya jika terdapat bencana alam maupun non-alam URC bisa melakukan pertolongan pertama," kata Yoni.
Sekretaris Daerah Kota Blitar Priyo Suhartono mengatakan peningkatan keterampilan khusus itu penting dilakukan terhadap personel penanggulangan kebencanaan di wilayah perkotaan di daerah tersebut.
Sebab, kata dia, Kota Blitar termasuk daerah berpenduduk padat dan terbilang banyak bangunan besar.
Oleh karena itu, katanya, tim penyelamat harus dibekali dengan keterampilan khusus sehingga penanganan kebencanaan dapat dilakukan secara responsif.
“Jangan dikira kalau di kota tidak ada gunung, laut, sungai besar kemudian tidak ada bencana,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023