Program layanan angkutan balik gratis dari Kabupaten Trenggalek dengan tujuan Surabaya yang digelar Polres Trenggalek, tidak banyak dimanfaatkan warga alias minim peminat, diduga karena berbarengan pelaksanaan Lebaran Ketupat yang menjadi tradisi turun-temurun.
Sebagaimana dirilis oleh Bagian Humas Polres Trenggalek, Sabtu, layanan angkutan balik gratis yang awalnya disediakan dua armada bus, akhirnya hanya menggunakan satu armada.
Hal itu dikarenakan warga yang mendaftar di program layanan angkutan balik gratis hingga masa pendaftaran berakhir, hanya 40 orang. Jauh di bawah target semula, yakni 100-an orang.
"Kami menyediakan dua unit bus, namun dari daftar yang sudah masuk hanya 40 orang saja yang mendaftar. Jadi kami menggunakan satu unit bus," kata Kapolres Trenggalek AKBP Alith Alarino di Trenggalek.
Pemberangkatan bus balik mudik itu bakal dikawal langsung oleh mobil patwal Satlantas Polres Trenggalek.
Pengawalan itu dilakukan hingga kota tujuan sehingga dapat dipastikan bebas dari macet.
"Kami tugaskan dua unit mobil patwal untuk mengawal sampai tujuan," ujarnya.
Selain bebas macet, dengan ikut program balik mudik gratis itu warga tak perlu merogoh kocek untuk biaya hingga antre berburu tiket kendaraan.
Warga cukup menyetorkan identitas dan konfirmasi ke nomor yang telah disediakan pihak kepolisian.
"Semuanya gratis. Kami telah mensosialisasikan beberapa hari sebelumnya sehingga masyarakat dapat mengikuti program tersebut," katanya.
Meskipun minim peminat, program balik mudik gratis itu dinilai banyak membantu masyarakat pemudik.
Warga yang mengikuti program layanan angkutan balik gratis itu tidak hanya terbantu secara pembiayaan perjalanan, namun juga dalam hal efisiensi dan efektivitas waktu karena tidak lagi harus mengantri maupun gangguan lainnya selama perjalanan.
"Program balik mudik gratis ini sangat membantu. Selain dari segi biaya, kita tidak perlu antre seperti kalau kita naik bus di terminal. Kita juga dapat bekal makanan dari Polres," kata Suwarni, salah satu peserta program layanan angkutan balik gratis.
Suwarni mengaku berasal dari Surabaya, namun memiliki kerabat di Kabupaten Trenggalek. Selain Suwarni, ada beberapa teman lainnya yang berasal dari Trenggalek dan mengadu nasib di Surabaya. Ia pun mengapresiasi adanya program tersebut.
"Ada yang rumahnya asli Trenggalek, kemudian bekerja di Surabaya dan sebaliknya. Semoga ini bisa dilaksanakan setiap tahunnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Sebagaimana dirilis oleh Bagian Humas Polres Trenggalek, Sabtu, layanan angkutan balik gratis yang awalnya disediakan dua armada bus, akhirnya hanya menggunakan satu armada.
Hal itu dikarenakan warga yang mendaftar di program layanan angkutan balik gratis hingga masa pendaftaran berakhir, hanya 40 orang. Jauh di bawah target semula, yakni 100-an orang.
"Kami menyediakan dua unit bus, namun dari daftar yang sudah masuk hanya 40 orang saja yang mendaftar. Jadi kami menggunakan satu unit bus," kata Kapolres Trenggalek AKBP Alith Alarino di Trenggalek.
Pemberangkatan bus balik mudik itu bakal dikawal langsung oleh mobil patwal Satlantas Polres Trenggalek.
Pengawalan itu dilakukan hingga kota tujuan sehingga dapat dipastikan bebas dari macet.
"Kami tugaskan dua unit mobil patwal untuk mengawal sampai tujuan," ujarnya.
Selain bebas macet, dengan ikut program balik mudik gratis itu warga tak perlu merogoh kocek untuk biaya hingga antre berburu tiket kendaraan.
Warga cukup menyetorkan identitas dan konfirmasi ke nomor yang telah disediakan pihak kepolisian.
"Semuanya gratis. Kami telah mensosialisasikan beberapa hari sebelumnya sehingga masyarakat dapat mengikuti program tersebut," katanya.
Meskipun minim peminat, program balik mudik gratis itu dinilai banyak membantu masyarakat pemudik.
Warga yang mengikuti program layanan angkutan balik gratis itu tidak hanya terbantu secara pembiayaan perjalanan, namun juga dalam hal efisiensi dan efektivitas waktu karena tidak lagi harus mengantri maupun gangguan lainnya selama perjalanan.
"Program balik mudik gratis ini sangat membantu. Selain dari segi biaya, kita tidak perlu antre seperti kalau kita naik bus di terminal. Kita juga dapat bekal makanan dari Polres," kata Suwarni, salah satu peserta program layanan angkutan balik gratis.
Suwarni mengaku berasal dari Surabaya, namun memiliki kerabat di Kabupaten Trenggalek. Selain Suwarni, ada beberapa teman lainnya yang berasal dari Trenggalek dan mengadu nasib di Surabaya. Ia pun mengapresiasi adanya program tersebut.
"Ada yang rumahnya asli Trenggalek, kemudian bekerja di Surabaya dan sebaliknya. Semoga ini bisa dilaksanakan setiap tahunnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023