Wali Kota Madiun Maidi meminta warganya di masing-masing RT untuk tanggap terhadap potensi bencana alam yang mungkin terjadi, salah satunya dengan rajin membersihkan lingkungan dari sampah di sekitar tempat tinggal.

Menurut dia, sampah yang tidak dibersihkan dapat menutup saluran air sehingga ketika hujan deras, air menggenang di jalan dan permukiman warga, serta bisa menyebabkan banjir.

"Saluran-saluran yang penuh sampah ini segera dibersihkan dengan kerja bakti. Jadi langkah antisipasinya mulai Pak RT kita gerakkan," ujar Wali Kota Maidi usai menghadiri apel kesiapsiagaan bencana di Kelurahan Manguharjo, Jumat.

Ia menjelaskan curah hujan tinggi masih sering terjadi di wilayah Madiun dan sekitarnya. Kondisi tersebut harus diwaspadai karena potensi bencana hidrometeorologi juga ada di Kota Madiun.

Guna mendukung upaya warga menjaga kebersihan lingkungan, Pemkot Madiun telah membantu anggaran untuk kerja bakti bersih-bersih di tiap RT sekitar Rp5 juta. Anggaran tersebut digunakan untuk operasional kegiatan bersih-bersih lingkungan.

Anggaran tersebut, kata Maidi sudah diberikan ke masing-masing RT. Karenanya program pembersihan lingkungan secara berkala harus dilakukan untuk meminimalisasi bencana alam yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu.

"Kalau lingkungannya bersih, maka Insya Allah tidak terjadi bencana seperti genangan dan banjir," kata dia.

Ia menambahkan dengan tanggap terhadap potensi bencana alam, maka tiap kelurahan di Kota Madiun akan menjadi wilayah atau desa tanggap bencana (Destana).

"Perilaku masyarakat harus berubah. Bagaimana warga bisa menjaga dirinya dari bencana. Kemudian, melindungi lingkungan. Maka, sarana prasarana yang diperlukan juga kita siapkan," katanya.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023