Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur mengemukakan, bahwa kehidupan masyarakat yang semakin modern perlu diimbangi dengan kepandaian bertobat dan bersyukur.
"Bersyukur karena kita hidup dengan banyak pemberian Allah SWT dan bisa beribadah dan memiliki masjid nasional di Jatim ini, sungguh-sungguh bertobat karena boleh jadi kita tak terasa banyak salah dan dosa," kata seorang Ketua MUI Jatim yang juga Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur M. Mas'ud Said dalam acara Ngaji Ngabuburit Ramadhan 1444 Hijriah di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Rabu (19/4) petang.
Dalam Ngaji Ngabuburit bertema "Taubatan Nasuha di Era Hidup Modern" itu, cendekiawan yang juga Komisaris Independen Bank Jatim ini mengutip Al Quran surah at Tahrim ayat 8 yang menyebut "Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya".
"Ayat itu menyebut Taubatan Nasuchah yang berarti tobat yang murni, maksudnya tobat yang sungguh-sungguh. Hal itu juga sesuai dengan ungkapan Arab bahwa manusia adalah tempatnya lupa. Al Insanu mahallul khoto’ wan nisyan," katanya.
Menurut dia, bersyukur merupakan pintu utama menuju tobat.
"Karena tanpa terasa, semakin hari, kita semakin menumpuk salah dan dosa. Maka, diperlukan tobat murni yang semata-mata untuk Allah SWT," katanya.
Bersyukur menuju tobat itu, katanya, kunci sukses dalam kehidupan modern, karena manusia akan selalu berubah dan perubahan itu menuju kebaikan atau selalu mengganti kesalahan dengan kebaikan secara terus-menerus.
"Hal itu penting, karena manusia selalu diliputi dengan nafsu-nafsu yakni lawwamah (nafsu biologis; makan minum), amarah (emosional), muthmainnah (spiritual; baik/hanif), dan mulhamah (petunjuk), sehingga manusia yang jelek mendorong manusia melakukan dosa-dosa besar," katanya.
Dosa-dosa besar antara lain syirik (menyekutukan Allah), membunuh, durhaka terhadap orang tua, makan harta anak yatim, suka meninggalkan shalat, bersifat rakus dalam kehidupan, harta haram, mabuk (minuman keras), memutuskan tali silaturahim, bohong, dan bergunjing.
"Padahal, kunci sukses adalah shalat malam, birrul walidain, sedekah, selawat, puasa, dan dzikir. Jadi, kesulitan hidup itu karena dosa dan kesulitan hidup bisa terpecahkan dengan taubat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Bersyukur karena kita hidup dengan banyak pemberian Allah SWT dan bisa beribadah dan memiliki masjid nasional di Jatim ini, sungguh-sungguh bertobat karena boleh jadi kita tak terasa banyak salah dan dosa," kata seorang Ketua MUI Jatim yang juga Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur M. Mas'ud Said dalam acara Ngaji Ngabuburit Ramadhan 1444 Hijriah di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Rabu (19/4) petang.
Dalam Ngaji Ngabuburit bertema "Taubatan Nasuha di Era Hidup Modern" itu, cendekiawan yang juga Komisaris Independen Bank Jatim ini mengutip Al Quran surah at Tahrim ayat 8 yang menyebut "Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya".
"Ayat itu menyebut Taubatan Nasuchah yang berarti tobat yang murni, maksudnya tobat yang sungguh-sungguh. Hal itu juga sesuai dengan ungkapan Arab bahwa manusia adalah tempatnya lupa. Al Insanu mahallul khoto’ wan nisyan," katanya.
Menurut dia, bersyukur merupakan pintu utama menuju tobat.
"Karena tanpa terasa, semakin hari, kita semakin menumpuk salah dan dosa. Maka, diperlukan tobat murni yang semata-mata untuk Allah SWT," katanya.
Bersyukur menuju tobat itu, katanya, kunci sukses dalam kehidupan modern, karena manusia akan selalu berubah dan perubahan itu menuju kebaikan atau selalu mengganti kesalahan dengan kebaikan secara terus-menerus.
"Hal itu penting, karena manusia selalu diliputi dengan nafsu-nafsu yakni lawwamah (nafsu biologis; makan minum), amarah (emosional), muthmainnah (spiritual; baik/hanif), dan mulhamah (petunjuk), sehingga manusia yang jelek mendorong manusia melakukan dosa-dosa besar," katanya.
Dosa-dosa besar antara lain syirik (menyekutukan Allah), membunuh, durhaka terhadap orang tua, makan harta anak yatim, suka meninggalkan shalat, bersifat rakus dalam kehidupan, harta haram, mabuk (minuman keras), memutuskan tali silaturahim, bohong, dan bergunjing.
"Padahal, kunci sukses adalah shalat malam, birrul walidain, sedekah, selawat, puasa, dan dzikir. Jadi, kesulitan hidup itu karena dosa dan kesulitan hidup bisa terpecahkan dengan taubat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023