Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Timur mengapresiasi kepala daerah di wilayah setempat yang mengizinkan penggunaan fasilitas publik atau umum untuk menjadi tempat penyelenggaraan Shalat Idul Fitri pada Jumat 21 April 2023.
"Saya kira kepala daerah lain harus bisa mencontoh beberapa kepala daerah di Jawa Timur yang cukup harmonis dan kondusif membangun komunikasi dengan ormas," kata Wakil Sekretaris PWPM Jatim Dede Nasrullah di Surabaya, Selasa.
Dede menegaskan bahwa Jatim adalah daerah dengan tingkat pluralitas yang tinggi. Berbagai perbedaan berdasarkan paham agama, etnis, suku dan kepercayaan juga relatif tinggi. Dalam konteks mengelola perbedaan tersebut, banyak kepala daerah yang layak dijadikan contoh.
"Banyak agenda-agenda Muhammadiyah di Jawa Timur yang didukung penuh oleh para kepala daerah di sini. termasuk agenda perayaan Idul Fitri," ujar pria yang juga seorang dosen Univesitas Muhammadiyah Surabaya
Dede menyebut beberapa kepala daerah seperti Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky dan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi layak dijadikan contoh dalam membangun harmonisasi di tengah perbedaan.
Selain itu juga, Dede menegaskan pentingnya mengelola perbedaan secara bijak dan cerdas.
"Perbedaan keyakinan ini merupakan bagian dari modal sosial spiritual agar kita mampu memaknai perbedaan ini bukanlah sebagai masalah akan tetapi sebagai kekayaan yang harus dikelola untuk kepentingan bersama," katanya.
"Maka sangat penting bagi kepala daerah dan Muhammadiyah untuk menciptakan harmonisasi, memiliki sikap saling toleransi dan menghargai," tambah Dede.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Saya kira kepala daerah lain harus bisa mencontoh beberapa kepala daerah di Jawa Timur yang cukup harmonis dan kondusif membangun komunikasi dengan ormas," kata Wakil Sekretaris PWPM Jatim Dede Nasrullah di Surabaya, Selasa.
Dede menegaskan bahwa Jatim adalah daerah dengan tingkat pluralitas yang tinggi. Berbagai perbedaan berdasarkan paham agama, etnis, suku dan kepercayaan juga relatif tinggi. Dalam konteks mengelola perbedaan tersebut, banyak kepala daerah yang layak dijadikan contoh.
"Banyak agenda-agenda Muhammadiyah di Jawa Timur yang didukung penuh oleh para kepala daerah di sini. termasuk agenda perayaan Idul Fitri," ujar pria yang juga seorang dosen Univesitas Muhammadiyah Surabaya
Dede menyebut beberapa kepala daerah seperti Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky dan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi layak dijadikan contoh dalam membangun harmonisasi di tengah perbedaan.
Selain itu juga, Dede menegaskan pentingnya mengelola perbedaan secara bijak dan cerdas.
"Perbedaan keyakinan ini merupakan bagian dari modal sosial spiritual agar kita mampu memaknai perbedaan ini bukanlah sebagai masalah akan tetapi sebagai kekayaan yang harus dikelola untuk kepentingan bersama," katanya.
"Maka sangat penting bagi kepala daerah dan Muhammadiyah untuk menciptakan harmonisasi, memiliki sikap saling toleransi dan menghargai," tambah Dede.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023