Sejumlah petani Jawa Timur menyebut suksesnya panen raya di wilayah setempat berkat sejumlah program yang diberikan oleh Kementerian Pertanian (Kementan).

Salah satu petani asal Desa Lebak, Kabupaten Gresik, Muflihatun, dalam keterangannya, Kamis mengungkapkan peningkatan produktivitas hasil panennya berkat salah satu program Kementerian Pertanian (Kementan) yakni bantuan unit pengelolaan uupuk organik (UPPO).

"Saya sebelumnya biasanya pakai pupuk kimia, karena simpel. Tapi efeknya pada tanah jadi rusak, dan berakibat pada panen juga rusak. Tapi saya coba pakai pupuk organik, hasil panennya bagus dan efek pada tanah juga bagus," katanya.

Petani yang juga merupakan Ibu dua anak itu mengaku saat ini mulai beralih menggunakan pupuk organik, setelah mendapatkan penjelasan dari penyuluh dan bantuan program UPPO tersebut.

Dengan beragam manfaat yang bisa dirasakan apabila menggunakan pupuk organik, maka Muflihatun pun mantap untuk meninggalkan pupuk kimia.

"Mungkin petani yang belum pernah pakai pupuk organik bakal pikir-pikir, tapi kalau sudah mencobanya pasti pakai organik terus. Sehingga petani tidak lagi bergantung menunggu bantuan pupuk subsidi dari pemerintah," ujarnya.

Menurut Muflihatun, membuat pupuk organik cukup mudah dengan biaya yang ekonomis. Bahan bakunya juga mudah didapat di sekeliling para petani, misalnya dari kotoran sapi. Caranya, kotoran sapi diracik dicampur dengan arang sekam, jerami, dedaunan, air secukupnya dan lima sendok makan gula pasir dan EM4.

Dia mengaku puas dengan hasil pertaniannya setelah menggunakan pupuk organik di lahan seluas 0,16 hektare. Dari hasil panennya, produksi padinya mencapai sekitar 7,89 ton/Ha GKP (Gabah Kering Panen), berbanding sebelumnya yang hanya 4,96 ton saat menggunakan pupuk kimia.

Lain halnya dengan, Heru Rusiyanto, anggota gabungan kelompok tani (Gapoktan) Surangganti di Desa Gladag, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi. Dia mengaku produksi pertaniannya meningkat setelah mendapat bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) dari pemerintah.

"Alsintan tentu dirasakan manfaatnya, karena mulai dari pengolahan sampai tahap panen dan pascapanen sangat membantu proses panen," ujarnya.

Heru menyebut produktivitas hasil panen padinya meningkat. Misalnya luasan lahan 6.000 meter persegi miliknya, sebelumnya hanya dapat 30 karung, atau 3,3 sampai 3,6 ton padi.

"Tapi sejak pakai alsintan bisa dapat 5-6 ton, karena proses tanam jadi lebih cepat, lebih maksimal dibanding manual tanpa alsintan," ujarnya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil mengatakan menjelang lebaran kebutuhan akan bahan pokok untuk masyarakat mengalami peningkatan signifikan. Untuk itulah ketersediaan pangan menjadi fokus utama pemerintah agar memenuhi kebutuhan yang tinggi tersebut.

"Agar ketersediaan aman, maka produktivitas pertanian juga harus digenjot. Kami memiliki program untuk mendukung petani seperti kredit usaha rakyat (KUR), alat dan mesin pertanian (alsintan), irigasi pertanian, pupuk subsidi dan lain sebagainya," ujar Ali.

Pewarta: Willi Irawan

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023