Bojonegoro - Harga bunga rosela yang ditanam petani di Kabupaten Bojonegoro mampu menembus harga Rp65 ribu/kg atau lebih tinggi dibandingkan harga pada tahun lalu yang hanya Rp35.000/kg. "Pembelinya tidak hanya lokal, juga Surabaya langsung datang ke tempat kami," kata seorang petani rosela di Desa Mbalungrejo, Kecamatan Sugihwaras, Sudjiman (63), Selasa. Ia mengatakan, pembeli bunga rosela yang langsung datang tersebut, merupakan pedagang yang memproses bunga rosela menjadi teh bunga rosela."Di Bojonegoro, hanya ada satu pengolah bunga rosela, menjadi teh rosela," katanya. Menurut dia, pedagang teh rosella tersebut, juga sering membeli bunga rosella di tempatnya, termasuk pedagang teh asal Surabaya."Setelah bunga rosella kami petik, masih harus dijemur beberapa hari, dikeringkan sebelum dijual," ungkapnya. Di desanya, lanjutnya, empat tahun yang lalu, sedikitnya ada 10 petani yang menanam bunga rosella. Para petani tersebut, termasuk dirinya menanam rosela, karena ketika itu harganya mencapai 35.000/kg. Namun, dalam perjalanan tahun berikut, harganya jatuh hingga hanya Rp15.000/kg, akhirnya para petani di desa setempat enggan menanam rosela dan sekarang hanya tinggal dirinya yang menanam rosella. Sudjiman mengaku, pada tahun ini menanam 5.000 pohon rosella dan perkembangannya tidak terlalu bagus karena kekurangan air. Masa panen rosella yang ditanam tersebut sekitar empat bulan dan diperkirakan hanya memperoleh hasil 1 kuintal bunga rosella kering. "Kalau normal produksinya bisa 2,5 kuintal," katanya menjelaskan. Meski tidak terlalu normal, ia menyatakan, cukup beruntung, sebab tanaman rosella tidak membutuhkan biaya perawatan, cukup ditanam ditunggu berbungga dan dipetik. Selain itu, pada musim panen tahun ini, harga bunga rosella dianggap bagus bisa mencapai Rp65.000/kg. "Lokasi tanah saya yang ada tanaman rosella hanya 0,5 hektare, benih rosela dari penangkaran biji rosela ketika panen tahun lalu," katanya menambahkan. Secara terpisah, seorang pengusaha teh rosella asal Desa Campurejo, Kecamatan Kota, Agus Budiono (38) menyatakan, tanaman rossella ditanam di tanah Bojonegoro tidak ada masalah dan bisa berkembang dengan bagus. Di Bojonegoro, belum banyak warga yang menanam rosella dan dibudidayakan secara komersial. Ia mengaku, berani mengembangkan tanaman rossela di Bojonegoro, karena sebelum itu memiliki 3,8 hektare tanaman rossela di Ngawi. "Kami sudah memproses bunga rossela menjadi teh sejak dua tahun lalu," katanya dengan nada bangga. Dia menjelaskan dirinya memproses bunga rosella menjadi teh hanya membutuhkan waktu sepekan, mulai memetik, menjemur hingga mengemas. Dalam sehari, dengan melibatkan 12 tenaga kerja mampu memproduksi 100-150 kotak kemasan teh rosella yang isinya 25 pes teh rossela celup/kotak. "Sejauh ini minat masyarakat cukup bagus mengonsumsi teh rosella," jelasnya.*

Pewarta:

Editor : M. Irfan Ilmie


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011