Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mendorong masyarakat agar ikut melestarikan sumber air dengan merawat dan menanam pohon.
Kepala Dinas PUPR Kota Kediri Endang Kartikasari mengemukakan bahwa Pemerintah Kota Kediri menaruh fokus besar terhadap keberlangsungan keseimbangan lingkungan di kota ini.
"Tidak hanya PUPR saja, melainkan kami bersama dengan OPD-OPD terkait lain juga konsentrasi untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan, utamanya sumber daya air di Kota Kediri," katanya di Kediri, Selasa.
Ia pun mengatakan memperingati World Water Day atau Hari Air Sedunia (HAS) yang jatuh pada tanggal 22 Maret, pihaknya juga turut berkontribusi dengan melakukan penanaman pohon di Sumber Dadapan, Kota Kediri.
"Seperti halnya dalam kesempatan peringatan hari air sedunia yang ke-31 ini, kami juga turut melakukan penanaman pohon di area Sumber Dadapan ini. Sebagai wujud dorongan kepada masyarakat supaya tetap menjaga keseimbangan alam dan menghindari tindakan alih fungsi lahan secara ilegal," kata Endang.
Sedikitnya ada 50 pohon yang ditanam sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan di antaranya jenis Trembesi, Pulai, dan jambu biji.
Kota Kediri juga ikut serta dalam serangkaian kegiatan peringatan hari air sedunia yang terpusat di Lapangan Klungkung Kalijompo, Kabupaten Jember, secara virtual. Peringatan itu mengusung tema "Be the change you want to see in the world".
Kegiatan peringatan Hari Air Sedunia tersebut dihelat oleh Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur, dihadiri Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur Emil Elistianto Dardak.
Wagub Emil yang hadir secara virtual menyampaikan bahwa salah satu isu yang menjadi konsentrasi kelestarian sumber daya air adalah masalah alih fungsi lahan.
"Dalam kondisi ekstrem, alih fungsi lahan berdampak terhadap pengurasan cadangan air tanah (water storage), penurunan produksi air DAS, meningkatkan konsumsi air tanaman melalui transpirasi dan yang paling menakutkan adalah banjir," kata Emil saat virtual.
Menurutnya, semakin besar intensitas kegiatan pembangunan, maka terjadi pula peningkatan eksploitasi sumberdaya alam yang bersifat multi use, sehingga terjadi konflik kepentingan yang memicu kerusakan lingkungan termasuk sumber daya air.
"Kawasan hulu mempunyai peran penting yaitu selain sebagai tempat penyedia air untuk dialirkan ke daerah hilirnya bagi kepentingan pertanian, industri dan pemukiman, juga berperan sebagai pemelihara keseimbangan ekologis untuk sistem penunjang kehidupan," kata dia.
Sementara itu, Kepala PUSDA Provinsi Jawa Timur Bagus Trihaksoro menambahkan bahwa menurut Global Forest Watch, Indonesia telah kehilangan 9,7 hektare hutan primer atau sekitar 36 persen dari cakupan hutan selama periode 2002 sampai dengan 2020 akibat alih fungsi lahan.
"Salah satu upaya untuk konservasi lahan adalah penanaman pohon. Pohon berperan penting dalam kehidupan dan menyelamatkan bumi dari pemanasan global. Manfaat terbesar dari pohon adalah menghasilkan oksigen yang dibutuhkan bagi seluruh makhluk hidup," kata Bagus Trihaksoro.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kepala Dinas PUPR Kota Kediri Endang Kartikasari mengemukakan bahwa Pemerintah Kota Kediri menaruh fokus besar terhadap keberlangsungan keseimbangan lingkungan di kota ini.
"Tidak hanya PUPR saja, melainkan kami bersama dengan OPD-OPD terkait lain juga konsentrasi untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan, utamanya sumber daya air di Kota Kediri," katanya di Kediri, Selasa.
Ia pun mengatakan memperingati World Water Day atau Hari Air Sedunia (HAS) yang jatuh pada tanggal 22 Maret, pihaknya juga turut berkontribusi dengan melakukan penanaman pohon di Sumber Dadapan, Kota Kediri.
"Seperti halnya dalam kesempatan peringatan hari air sedunia yang ke-31 ini, kami juga turut melakukan penanaman pohon di area Sumber Dadapan ini. Sebagai wujud dorongan kepada masyarakat supaya tetap menjaga keseimbangan alam dan menghindari tindakan alih fungsi lahan secara ilegal," kata Endang.
Sedikitnya ada 50 pohon yang ditanam sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan di antaranya jenis Trembesi, Pulai, dan jambu biji.
Kota Kediri juga ikut serta dalam serangkaian kegiatan peringatan hari air sedunia yang terpusat di Lapangan Klungkung Kalijompo, Kabupaten Jember, secara virtual. Peringatan itu mengusung tema "Be the change you want to see in the world".
Kegiatan peringatan Hari Air Sedunia tersebut dihelat oleh Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur, dihadiri Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur Emil Elistianto Dardak.
Wagub Emil yang hadir secara virtual menyampaikan bahwa salah satu isu yang menjadi konsentrasi kelestarian sumber daya air adalah masalah alih fungsi lahan.
"Dalam kondisi ekstrem, alih fungsi lahan berdampak terhadap pengurasan cadangan air tanah (water storage), penurunan produksi air DAS, meningkatkan konsumsi air tanaman melalui transpirasi dan yang paling menakutkan adalah banjir," kata Emil saat virtual.
Menurutnya, semakin besar intensitas kegiatan pembangunan, maka terjadi pula peningkatan eksploitasi sumberdaya alam yang bersifat multi use, sehingga terjadi konflik kepentingan yang memicu kerusakan lingkungan termasuk sumber daya air.
"Kawasan hulu mempunyai peran penting yaitu selain sebagai tempat penyedia air untuk dialirkan ke daerah hilirnya bagi kepentingan pertanian, industri dan pemukiman, juga berperan sebagai pemelihara keseimbangan ekologis untuk sistem penunjang kehidupan," kata dia.
Sementara itu, Kepala PUSDA Provinsi Jawa Timur Bagus Trihaksoro menambahkan bahwa menurut Global Forest Watch, Indonesia telah kehilangan 9,7 hektare hutan primer atau sekitar 36 persen dari cakupan hutan selama periode 2002 sampai dengan 2020 akibat alih fungsi lahan.
"Salah satu upaya untuk konservasi lahan adalah penanaman pohon. Pohon berperan penting dalam kehidupan dan menyelamatkan bumi dari pemanasan global. Manfaat terbesar dari pohon adalah menghasilkan oksigen yang dibutuhkan bagi seluruh makhluk hidup," kata Bagus Trihaksoro.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023