SMP Muhammadiyah 2 Surabaya menggelar parade film karya 204 siswa yang dibuat untuk memenuhi ujian praktik mata pelajaran seni budaya dan bahasa Jawa.

"Ada 30 film karya 204 siswa yang diputar di bioskop CGV BG Junction hari ini," kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMP Muhammadiyah 2 Surabaya, Susilo Puguh Seno Aji, Senin.

Susilo Puguh Seno Aji menjabarkan pembuatan film pendek ini mengusung tiga tema yang bisa dipilih siswa yakni Catatan Akhir Sekolah, Ramadhan dan Kasih Sayang.

Parade film sudah diadakan sejak 5 tahun lalu dalam tugas ujian praktik seni budaya dan bahasa Jawa dengan tujuan untuk melatih siswa belajar kerjasama, mulai managemen waktu, dan kinerja tim.

Seluruh proses produksi, lanjut Susilo termasuk casting dan syuting dilakukan sendiri oleh siswa. Namun, siswa juga diberikan pembekalan workshop perfilman sebelum mulai produksi.

"Yang menarik mereka membuat film dari properti seadanya. Dengan menggunakan ponsel saja tapi hasil karyanya bisa diputar di bioskop CGV yang punya standar sendiri," ujarnya.

Pembuatan film pendek juga bagian dari implementasi pembelajaran drama pada mapel seni budaya dan bahasa Jawa. Nantinya, dari hasil karya film yang dibuat siswa dalam parade film ini akan ada penghargaan khusus sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras siswa.

"Kami beri penghargaan khusus, ada film terbaik, sutradara terbaik, kameramen terbaik, pemain terbaik selayaknya yang ada di penghargaan film," katanya.

Salah satu karya film yang menarik perhatian adalah Lupa Waktu. Film pendek yang ditulis Raihan Dzakwan Muhtadin ini mengusung tema Catatan Akhir Sekolah dengan genre film horor.

Siswa kelas 9B ini mengatakan, film yang dibuatnya tersebut bercerita tentang empat pelajar yang memanfaatkan waktu belajar di sekolah hingga tengah malam.

Keempatnya tidak mengetahui jika ada hantu office boy yang bergentayangan karena kasus pembunuhan yang masih menjadi misteri. Salah satu teman sebayanya, bernama Sultan menegur dan mengingatkan keempat pelajar tersebut agar segera pulang karena Sultan mengetahui kasus pembunuhan yang terjadi disekolahnya.

"Dalam film ini, saya ingin sampaikan bahwa belajarpun ada waktunya. Jangan sampai lupa waktu dan belajar sampai tengah malam. Karena kita tidak mengetahui ada kejadian apa saat waktu semakin malam apalagi disekolah. Dan semua tempat pasti ada penunggunya," katanya.

Film pendek berdurasi 10.59 menit ini memakan waktu dua minggu pengerjaan Mulai penyusunan naskah hingga proses editing.

Meski terbilang cukup pendek, Raihan mengungkapkan behind the scene jadi kenangan dan pengalaman yang berkesan dengan timnya. "Semoga penonton senang dan terhibur dengan film pendek kami," tuturnya.

Pewarta: Willi Irawan

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023