Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto, Jawa Timur, mengolaborasikan kegiatan ruwat desa dengan potensi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) seperti yang dilakukan di Kelurahan Prajuritkulon.
 
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari di Mojokerto, Minggu mengatakan, meskipun sudah beralih dari desa menjadi kota, ternyata akar budaya tradisi ini masih melekat sangat kuat kepada generasi penerus di era digital saat ini.
 
"Jika biasanya ruwat desa identik dengan gunungan hasil bumi. Pada ruwat desa di Kelurahan Prajuritkulon itu justru berisi ribuan sandal hasil produksi warga sekitar," katanya.
 
Perempuan yang akrab disapa Ning Ita ini mengatakan, ada sekitar 1.700 pasang sandal yang merupakan sumbangan dari seluruh perajin sandal se-Kelurahan Prajuritkulon yang dibentuk gunungan kemudian diperebutkan oleh warga sekitar.
 
"Niatnya adalah ruwat desa, bersyukur kirim doa kepada leluhur menjelang bulan Ramadhan, kemudian ada sodaqoh dalam bentuk sandal yang dibentuk seperti gunungan kemudian dibagikan ke masyarakat dengan cara diperebutkan, nah uniknya disini," ucapnya.
 
Ratusan warga ini berebut gunungan ribuan sandal yang diletakkan di tengah lapangan Prajuritkulon, jalan Cinde Baru, Kelurahan Prajuritkulon, Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto
 
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari yang turut menyaksikan tradisi tersebut mengatakan bahwa ruwat desa yang rutin dilaksanakan setiap tahun menjelang bulan suci Ramadhan ini dikolaborasikan dengan potensi UMKM alas kaki yang ada di Prajuritkulon.
 
Sebelum dilakukan grebeg gunungan ribuan sandal, terlebih dahulu dilaksanakan pawai budaya dengan membawa gunungan kecil sandal, jajan pasar, buah-buahan, polo-pendem, dan sayuran.
 
Para peserta pawai juga menggunakan pakaian tradisional yang menambah kental suasana tradisi turun-temurun tersebut.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023