Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani meluncurkan "Kampung Cerdik" yang merupakan program kesehatan berbasis desa untuk mencegah penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi dan diabetes melitus.

"Tren PTM ini terus meningkat, termasuk di Banyuwangi. Untuk itulah program ini dibuat agar kita sama-sama bisa mencegah-nya," ujar Bupati Ipuk saat acara musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Senin.

Jargon "Cerdik" merupakan akronim dari Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres.

Menurut dia, data riset kesehatan dasar 2018 penyakit tidak menular merupakan penyebab kematian terbanyak di Indonesia, dan kasusnya meningkat dibandingkan riset kesehatan dasar. Seperti prevalensi stroke naik dari 7 persen menjadi 10,9 persen, prevalensi diabetes naik dari 6 persen menjadi 8,5 persen, dan prevalensi hipertensi naik dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen.

Di Banyuwangi sendiri, kata Ipuk, hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Padahal hipertensi jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan munculnya penyakit-penyakit serius lainnya, seperti stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal.

"Dari program ini kami melibatkan pihak desa hingga RT/RW untuk sedikit memaksa warganya agar mau rutin memeriksakan kesehatannya. Fungsinya deteksi dini terhadap faktor resiko PTM sebagai langkah preventif," ujar dia.

Program Kampung Cerdik dilaksanakan berbasis desa, mulai kepala desa hingga ketua RT/RW berperan aktif mengajak warganya melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Caranya, setiap warga diwajibkan memiliki Kartu Cerdik sebagai persyaratan pengurusan administrasi kependudukan di desa. Kartu cerdik tersebut bisa diperoleh jika warga sudah melakukan skrining kesehatan di pos pembinaan terpadu (posbindu).

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, Amir Hidayat, menambahkan, saat ini total sudah terbentuk 193 Kampung Cerdik se-Banyuwangi.

"Masing-masing desa minimal harus ada satu, sehingga target dalam 2023 ini bisa terbentuk 217 Kampung Cerdik se-Banyuwangi," ujar dia.

Menurut Amir, program ini dilaksanakan di semua desa dan kelurahan, secara bertahap juga dilaksanakan di tingkat dusun, rukun warga (RW), hingga rukun tetangga (RT).

"Sasaran utamanya adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko, dan penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas," kata Amir.

Dalam pelaksanaannya, kader yang berada di bawah binaan Puskesmas setempat akan secara kontinyu melakukan promosi dan sosialisasi kesehatan di lingkungan sekitar.

Misalnya, dalam pengajian, karang taruna, dan kegiatan lainnya terkait perilaku pentingnya pencegahan dan deteksi dini PTM dengan menerapkan perilaku hidup sehat dan "Cerdik".

Warga yang telah melakukan skrining kesehatan, akan mendapatkan Kartu Cerdik dan gelang sesuai hasil diagnosanya. Gelang biru bagi warga yang hasil diagnosanya diabetes, sedangkan gelang merah untuk penderita hipertensi.

Gelang tersebut sebagai pengingat untuk berobat secara rutin ke Puskesmas. Selain itu, warga yang sakit juga mendapat pemantauan secara intensif dari kader di kampungnya.

"Kader akan melaporkan hasil pantauannya melalui aplikasi yang terkoneksi dengan Puskesmas. Jika memang diperlukan penanganan lanjutan, warga akan langsung dirujuk ke rumah sakit," katanya.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023