Lumajang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang membangun sejumlah lumbung padi di daerah yang berpotensi rawan pangan yang tersebar di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Kepala Kantor Ketahanan Pangan Lumajang, Chairil Diani, Sabtu, mengatakan pihaknya akan memperbanyak jumlah lumbung padi yang sudah ada untuk menambah cadangan kebutuhan pangan di Kabupaten Lumajang. "Jumlah lumbung padi yang sudah ada sebanyak 13 lumbung dan tahun ini akan dibangun 10 lumbung padi baru di daerah rawan pangan," tuturnya. Menurut dia, penurunan produksi padi di Lumajang akibat serangan hama wereng dan anomali cuaca dapat menyebabkan stok pangan di kabupaten setempat semakin menipis. "Perlu adanya tambahan cadangan pangan yang dikelurkan dari lumbung-lumbung untuk mengantisipasi kerawanan pangan. Mudah-mudahan tidak terjadi rawan pangan di Lumajang," katanya. Apabila cadangan pangan itu dibutuhkan oleh masyarakat, lanjut dia, maka cadangan pangan yang ada di lumbung-lumbung padi itu perlu dikeluarkan untuk mencukupi kebutuhan pangan di daerah setempat. "Dalam pembangunan 10 lumbung padi, kami akan bekerjasama dengan kelompok tani yang ada di desa setempat karena mereka nantinya yang terlibat langsung dengan lumbung padi itu," paparnya. Ia menjelaskan, lumbung padi sangat bermanfaat bagi masyarakat desa karena berfungsi sebagai persediaan pangan masyarakat setempat terutama pada saat musim paceklik. "Lumbung pangan desa dapat dimanfaatkan para petani untuk menampung hasil panennya, sesuai dengan ketentuan dan masyarakat desa setempat bisa menikmati pada saat kekurangan pangan," ucapnya. Syarat lumbung pangan desa antara lain mampu menampung padi sedikitnya 2 ton di saat musim paceklik untuk persediaan masyarakat setempat dan dapat digunakan untuk tempat menjemur gabah. "Sebagian hasil panen kelompok tani dimasukkan ke dalam lumbung padi sebagai stok bahan pangan di desa setempat. Setelah kebutuhan pangan berkurang, maka stok itu harus dikeluarkan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat desa setempat," katanya menambahkan.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011