Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyebut pandemi COVID-19 yang melanda selama dua tahun memberi dampak besar pada perkembangan di dunia kesehatan di seluruh dunia, termasuk penanganan sistem kegawatdaruratan.
"Bahkan saat ini ada sebuah spesialis untuk emergency, memperkuat sistem triase dalam kegawatdaruratan," kata Emil di acara "Workshop dan Simposium Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan" Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), di Ballroom Shangri La Hotel Surabaya, Sabtu.
Menurutnya, perkembangan dunia kesehatan usai meredanya pandemi diharapkan mampu mengoptimalkan upaya penanganan setiap kejadian kegawatdaruratan yang muncul, khususnya menekan potensi kematian maupun kecacatan korban.
Oleh karenanya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur selalu mendukung munculnya setiap inovasi pada sektor kesehatan.
Dia mencontohkan, kesiapan fasilitas kegawatdaruratan yang bisa dipercepat, salah satunya pada pola langkah evakuasi korban dari mulai penerimaan informasi, penjemputan, penanganan di lapangan, hingga korban dibawa menuju instalasi gawat darurat (IGD) di rumah sakit terdekat.
"Itu sangat penting (percepatan penanganan kegawatdaruratan), agar (masyarakat) tidak panik lagi," ujarnya.
Mantan Bupati Trenggalek itu menambahkan seluruh tenaga kesehatan tak boleh berhenti meningkatkan kemampuan dan pengetahuan soal perkembangan sistem kegawatdaruratan.
Hal itu guna menunjang kinerja mereka selama bertugas di lapangan. Sebab, tenaga kesehatan punya peran vital menyelamatkan nyawa setiap korban yang muncul akibat peristiwa kegawatdaruratan.
"Antusiasme peserta yang mengikuti workshop dan simposium ini sangat luar biasa, artinya 'jiwa korsa' segenap dokter, baik dokter umum, PPDS, dan dokter spesialis ini menjadi teladan luar biasa untuk masyarakat kami," katanya.
Di samping itu, Emil tak menampik perkembangan penanganan sistem kegawatdaruratan juga tak hanya berlaku di bidang kesehatan, melainkan juga di bidang pemerintahan.
"Tidak dikhususkan bagi bidang kedokteran saja, termasuk kami di pemerintahan dan bidang lainnya," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Bahkan saat ini ada sebuah spesialis untuk emergency, memperkuat sistem triase dalam kegawatdaruratan," kata Emil di acara "Workshop dan Simposium Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan" Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), di Ballroom Shangri La Hotel Surabaya, Sabtu.
Menurutnya, perkembangan dunia kesehatan usai meredanya pandemi diharapkan mampu mengoptimalkan upaya penanganan setiap kejadian kegawatdaruratan yang muncul, khususnya menekan potensi kematian maupun kecacatan korban.
Oleh karenanya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur selalu mendukung munculnya setiap inovasi pada sektor kesehatan.
Dia mencontohkan, kesiapan fasilitas kegawatdaruratan yang bisa dipercepat, salah satunya pada pola langkah evakuasi korban dari mulai penerimaan informasi, penjemputan, penanganan di lapangan, hingga korban dibawa menuju instalasi gawat darurat (IGD) di rumah sakit terdekat.
"Itu sangat penting (percepatan penanganan kegawatdaruratan), agar (masyarakat) tidak panik lagi," ujarnya.
Mantan Bupati Trenggalek itu menambahkan seluruh tenaga kesehatan tak boleh berhenti meningkatkan kemampuan dan pengetahuan soal perkembangan sistem kegawatdaruratan.
Hal itu guna menunjang kinerja mereka selama bertugas di lapangan. Sebab, tenaga kesehatan punya peran vital menyelamatkan nyawa setiap korban yang muncul akibat peristiwa kegawatdaruratan.
"Antusiasme peserta yang mengikuti workshop dan simposium ini sangat luar biasa, artinya 'jiwa korsa' segenap dokter, baik dokter umum, PPDS, dan dokter spesialis ini menjadi teladan luar biasa untuk masyarakat kami," katanya.
Di samping itu, Emil tak menampik perkembangan penanganan sistem kegawatdaruratan juga tak hanya berlaku di bidang kesehatan, melainkan juga di bidang pemerintahan.
"Tidak dikhususkan bagi bidang kedokteran saja, termasuk kami di pemerintahan dan bidang lainnya," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023