Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Sumenep, membantu pemulangan lima orang Anak Buah Kapal (ABK) Baruna Jaya Raya yang tenggelam akibat cuaca buruk pada 2 Maret 2023 di sekitar perairan Pulau Sapeken.
"Penjemputan dilakukan dengan menggunakan kapal ambulans ke Lombok Timur, tempat korban ditemukan oleh nelayan setempat," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pemkab Sumenep Wahyu Kurniawan Pribadi di Sumenep, Pulau Madura, Senin malam.
Ia menjelaskan, total jumlah penumpang kapal pengangkut kebutuhan bahan pokok yang tenggelam itu sebanyak tujuh orang, terdiri dari lima orang ABK dan dua orang penumpang. Semuanya selamat.
Sebenarnya, sambung dia, Kantor Basarnas Mataram telah menginformasikan kepada BPBD Pemkab Sumenep bahwa ketujuh orang itu akan diantar langsung ke Pulau Sapeken, Sumenep. Akan tetapi, pihak keluarga meminta agar BPBD Pemkab Sumenep melakukan penjemputan.
"Karena itu, kami berkoordinasi dengan Badan SAR Surabaya, Polair Sumenep dan melakukan penjemputan langsung dengan menggunakan kapal ambulans," katanya.
Wahyu menuturkan, kelima orang ABK dan dua orang penumpang kapal tersebut kini telah tiba di Pulau Sapeken dan telah berkumpul bersama keluarga mereka.
"Penyerahan kepada keluarga dilakukan oleh Forkopimka Sapeken, yakni dipimpin oleh Camat Aminullah," katanya, menjelaskan.
Wahyu menjelaskan Kapal Motor Baruna Jaya Raya tenggelam di saat hendak tiba di sekitar Pulau Sapeken di koordinat 7° 42' 43.89'' S - 114° 55' 28.22'' karena mengalami pecah papan di bagian kanan dan as baling-baling atau buritan bawah kanan kapal.
Air dengan cepat masuk ke dalam kapal, sebelum akhirnya tenggelam. Sedangkan kelima orang AKB dan dua orang penumpang kapal menumpang rakit dari bambu dan papan kayu.
"Berdasarkan keterangan para korban, kejadiannya pada Kamis (2/3) sekitar pukul 06.00 WIB dan mereka terombang-ambing di tengah laut selama tiga hari dan terbawa arus hingga ke perairan Lombok, hingga akhirnya ditemukan dan diselamatkan oleh nelayan di sana," katanya, menjelaskan.
Terkait kejadian ini, Kalaksa BPBD Pemkab Sumenep Wahyu Kurniawan Pribadi mengimbau, agar para nelayan dan pemilik kapal hendaknya selalu memperhatikan perkembangan informasi cuaca yang disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) demi keselamatan.
"Mengikuti informasi perkembangan cuaca penting, karena ini menyangkut keselamatan," katanya, menjelaskan.
Kecelakaan kapal tenggelam di Kepulauan Sumenep, Jawa Timur kali ini merupakan kali kedua dalam kurun waktu lima bulan terakhir ini.
Sebelumnya pada November 2022 Kapal Layar Motor (KLM) Mila Jawa Indah karam di sekitar perairan Pulau Sapudi, setelah menabrak karang. Sebanyak 84 orang penumpang selamat dalam kejadian itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Penjemputan dilakukan dengan menggunakan kapal ambulans ke Lombok Timur, tempat korban ditemukan oleh nelayan setempat," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pemkab Sumenep Wahyu Kurniawan Pribadi di Sumenep, Pulau Madura, Senin malam.
Ia menjelaskan, total jumlah penumpang kapal pengangkut kebutuhan bahan pokok yang tenggelam itu sebanyak tujuh orang, terdiri dari lima orang ABK dan dua orang penumpang. Semuanya selamat.
Sebenarnya, sambung dia, Kantor Basarnas Mataram telah menginformasikan kepada BPBD Pemkab Sumenep bahwa ketujuh orang itu akan diantar langsung ke Pulau Sapeken, Sumenep. Akan tetapi, pihak keluarga meminta agar BPBD Pemkab Sumenep melakukan penjemputan.
"Karena itu, kami berkoordinasi dengan Badan SAR Surabaya, Polair Sumenep dan melakukan penjemputan langsung dengan menggunakan kapal ambulans," katanya.
Wahyu menuturkan, kelima orang ABK dan dua orang penumpang kapal tersebut kini telah tiba di Pulau Sapeken dan telah berkumpul bersama keluarga mereka.
"Penyerahan kepada keluarga dilakukan oleh Forkopimka Sapeken, yakni dipimpin oleh Camat Aminullah," katanya, menjelaskan.
Wahyu menjelaskan Kapal Motor Baruna Jaya Raya tenggelam di saat hendak tiba di sekitar Pulau Sapeken di koordinat 7° 42' 43.89'' S - 114° 55' 28.22'' karena mengalami pecah papan di bagian kanan dan as baling-baling atau buritan bawah kanan kapal.
Air dengan cepat masuk ke dalam kapal, sebelum akhirnya tenggelam. Sedangkan kelima orang AKB dan dua orang penumpang kapal menumpang rakit dari bambu dan papan kayu.
"Berdasarkan keterangan para korban, kejadiannya pada Kamis (2/3) sekitar pukul 06.00 WIB dan mereka terombang-ambing di tengah laut selama tiga hari dan terbawa arus hingga ke perairan Lombok, hingga akhirnya ditemukan dan diselamatkan oleh nelayan di sana," katanya, menjelaskan.
Terkait kejadian ini, Kalaksa BPBD Pemkab Sumenep Wahyu Kurniawan Pribadi mengimbau, agar para nelayan dan pemilik kapal hendaknya selalu memperhatikan perkembangan informasi cuaca yang disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) demi keselamatan.
"Mengikuti informasi perkembangan cuaca penting, karena ini menyangkut keselamatan," katanya, menjelaskan.
Kecelakaan kapal tenggelam di Kepulauan Sumenep, Jawa Timur kali ini merupakan kali kedua dalam kurun waktu lima bulan terakhir ini.
Sebelumnya pada November 2022 Kapal Layar Motor (KLM) Mila Jawa Indah karam di sekitar perairan Pulau Sapudi, setelah menabrak karang. Sebanyak 84 orang penumpang selamat dalam kejadian itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023