Kemajuan teknologi digital memberikan dampak signifikan bagi sektor ekonomi, ide bisnis bisa muncul dari internet, khususnya bagi para anak  muda yang ingin terjun ke dunia industri kreatif.

Kemudahan meraih ide maupun informasi melalui internet dimanfaatkan oleh Lily Nurhidayah, warga Desa Sumber Gondo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur.

Wanita berusia 21 tahun itu berkreasi bisnis memanfaatkan keberadaan bunga potong yang banyak ditanam masyarakat di Desa Sumber Gondo.

"Di sini banyak masyarakat yang menanam bunga potong," kata Lily ketika ditemui kediamannya.

Dia melihat bahwa bunga potong punya sisi ekonomi yang potensial, salah satunya menggunakan metode herbarium atau pengeringan.

"Penelitian sejak awal 2020, kemudian mencoba terus dan mulai menemukan cara yang pas. Mulai membuka usaha 2020 akhir dan berjalan sampai sekarang," ujarnya.

Metode herbarium punya keunggulan membuat suatu bunga bisa lebih tahan lama ketimbang hanya dijadikan sebagai dekorasi.

"Kalau dijual untuk dekorasi itu dalam waktu beberapa hari sampai seminggu sudah layu dan dibuang," katanya.
 
Produk kerajinan bunga kering buatan Lily Nurhidayah, warga Desa Sumber Gondo, Kota Batu. ANTARA/Ananto Pradana


Proses penerapan herbarium, kata dia, tidak terbilang rumit. Bunga yang akan dikeringkan ditumpuk dalam kurun waktu tertentu, menggunakan kertas hingga bentuknya menjadi pipih.

Setiap bunga punya waktu pengeringan berbeda-beda. Seperti bunga cosmos yang dikeringkan dalam kurun waktu 7 hingga 10 hari.

Setelah kering, bunga kemudian disimpan di dalam ruangan kedap udara, sekaligus menjaga kondisinya dari paparan sinar matahari secara langsung.

Kemudian ketika akan dimasukkan ke dalam frame atau bingkai, bunga yang sudah kering diberi cairan pengawet agar tidak berjamur atau busuk.

"Dalam kurun waktu 1-3 tahun akan berubah warna sedikit, itu sesuatu yang wajar. Selama tidak berjamur atau busuk itu aman," ucap dia.

Beberapa jenis tanaman yang juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan membuat kerajinan bunga kering, yakni daun bunga mawar dan paku.

"Saat ini aku fokus di cosmos, tetapi juga mencoba bunga zinnia," ujarnya.

Lily mengatakan proses pembuatan kerajinan bunga kering dilakukannya seorang diri. Pesanan sudah datang dari seluruh wilayah Indonesia melalui daring.

Berkat kreativitas itu, dia bisa mendulang omzet mencapai Rp3,5 juta dalam satu bulan.

"Saat itu kalau dari frame dan bunganya saja sekitar Rp3,5 juta. Modalnya separuh, misalnya harga frame Rp70 ribu, itu separuhnya," kata Lily.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023