Pacitan - Bupati Pacitan, Jawa Timur, Indartato, mengimbau kepada seluruh tenaga pendidik (guru) yang sudah memiliki sertifikasi mengajar, agar meningkatkan kwalitas kerjanya serta lebih disiplin. "Guru yang yang telah bersertifikasi idealnya harus lebih baik, tidak hanya dari segi kwalitas maupun dalam hal kedisplinnan," kata Indartato saat beraudiensi dengan puluhan guru tidak tetap (GTT) di pendopo Kabupaten Pacitan, Rabu. Pernyataan itu sendiri dilontarkan bupati setelah mendengar berbagai keluhan yang disampaikan perwakilan GTT setempat. Awalnya ia menanggapi berbagai aspirasi dari para GTT dengan bahasa normatif. Namun begitu berbagai keluhan yang disampaikan mengerucut pada masalah sikap mental dan kedisplinan pegawai, khususnya tenaga pendidik yang telah berakreditasi/bersertifikasi, Indartato terlihat berupaya memberikan penekanan dalam sederet pernyataan yang disampaikannya. "Mereka sudah mendapat uang (gaji) banyak, tetapi kenapa bekerjanya masih seperti itu," ujarnya dengan nada bertanya. Untuk mengatasi fenomena tersebut, Indartato berjanji untuk menyorot kinerja seluruh aparaturnya yang ada di lingkungan sekretariat daerah (setda) maupun daerah-daerah, termasuk kalangan guru. Untuk menghindari polemik semacam itu muncul kembali, bupati ingin memastikannya melalui pengawasan kinerja. Dan itu akan diserahkan sepenuhnya pada instansi terkait. Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Pacitan, Heru Wiwoho mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyiapkan sejumlah instrumen pengawasan untuk selanjutnya diterapkan. “Dalam waktu dekat segera diaplikasikan. Namun akan disosialisasikan terlebih dahulu pada para guru,” kata dia. Heru menegaskan instrumen penilaian itu meliputi banyak hal. Seperti, kedisiplinan, cara mengajar, kemampuan sosial dan sebagainya. Penilaian itu akan dijadikan landasan untuk laporan. “Dan bila dari catatan kemudian kinerjanya dianggap buruk, bisa saja status sertifikasi akan dicabut,” tegasnya. Permasalahan kinerja guru sertifikasi di Kabupaten Pacitan mencuat setelah salah seorang guru GTT mengeluhkan sikap mereka yang terkesan malas-malasan. Sikap malas itu ditunjukkan ketika datang saat penyusunan laporan administrasi sekolah. Seperti, laporan dana bantuan operasional sekolah (BOS). Tidak itu saja, para guru yang sudah dinyatakan lolos uji empat kompetensi juga dinilai masih lemah dalam penguasaan teknologi informasi. *

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011