Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa Khofifah memastikan pemulihan ekonomi di provinsi yang dipimpinnya terus membaik, seiring dengan iklim investasi yang terjaga kondusif.
"Sesuai arahan Presiden Jokowi, Pemerintah Provinsi Jatim terus mengembangkan iklim investasi," katanya di sela Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis.
Menurutnya kondusifitas iklim investasi terbukti melalui nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Jatim tahun 2021 di angka 7,63, lebih efisien daripada angka nasional yang tercatat 8,97.
ICOR merupakan parameter ekonomi makro yang menggambarkan rasio investasi kapital terhadap hasil yang diperoleh.
Besaran ICOR adalah proxy efisiensi sebuah perekonomian. Semakin rendah nilai ICOR mengindikasikan produktivitas kapital.
"Artinya, pada tahun 2021, untuk meningkatkan 1 unit output di Jatim, diperlukan investasi fisik sebesar 7,63 unit. Nilai ini sekaligus menunjukkan bahwa investasi di Jatim tetap menawarkan efisiensi yang tinggi," ujarnya.
Khofifah menandaskan, efisiensi tersebut juga turut diperkuat dengan meningkatnya realisasi investasi tertinggi selama 5 tahun terakhir yang menembus Rp110,3 triliun, meningkat 38,8 persen dibanding tahun 2021, serta lebih tinggi dari pertumbuhan investasi nasional yang tercatat tumbuh 34 persen.
Realisasi investasi ini terdiri dari investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp44,9 triliun, meningkat sebesar 66,7 persen dari tahun 2021. Sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp65,4 triliun meningkat sebesar 24,5 persen.
Khofifah mengungkapkan, realisasi investasi Jatim tahun 2022 tercatat paling tinggi dalam lima tahun terakhir. Secara berturut-turut, realisasi tahun 2018 sebesar Rp 51,2 triliun, tahun 2019 sebesar Rp58,5 triliun, tahun 2020 Rp78,3 triliun, tahun 2021 Rp79,5 triliun dan 2022 Rp110,3 triliun.
"Dengan capaian tersebut, kami optimistis bahwa capaian target investasi tahun 2023 yakni sebesar 9 persen dari Rp1.400 triliun, atau setara dengan Rp126 triliun, bisa tercapai," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Sesuai arahan Presiden Jokowi, Pemerintah Provinsi Jatim terus mengembangkan iklim investasi," katanya di sela Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis.
Menurutnya kondusifitas iklim investasi terbukti melalui nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Jatim tahun 2021 di angka 7,63, lebih efisien daripada angka nasional yang tercatat 8,97.
ICOR merupakan parameter ekonomi makro yang menggambarkan rasio investasi kapital terhadap hasil yang diperoleh.
Besaran ICOR adalah proxy efisiensi sebuah perekonomian. Semakin rendah nilai ICOR mengindikasikan produktivitas kapital.
"Artinya, pada tahun 2021, untuk meningkatkan 1 unit output di Jatim, diperlukan investasi fisik sebesar 7,63 unit. Nilai ini sekaligus menunjukkan bahwa investasi di Jatim tetap menawarkan efisiensi yang tinggi," ujarnya.
Khofifah menandaskan, efisiensi tersebut juga turut diperkuat dengan meningkatnya realisasi investasi tertinggi selama 5 tahun terakhir yang menembus Rp110,3 triliun, meningkat 38,8 persen dibanding tahun 2021, serta lebih tinggi dari pertumbuhan investasi nasional yang tercatat tumbuh 34 persen.
Realisasi investasi ini terdiri dari investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp44,9 triliun, meningkat sebesar 66,7 persen dari tahun 2021. Sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp65,4 triliun meningkat sebesar 24,5 persen.
Khofifah mengungkapkan, realisasi investasi Jatim tahun 2022 tercatat paling tinggi dalam lima tahun terakhir. Secara berturut-turut, realisasi tahun 2018 sebesar Rp 51,2 triliun, tahun 2019 sebesar Rp58,5 triliun, tahun 2020 Rp78,3 triliun, tahun 2021 Rp79,5 triliun dan 2022 Rp110,3 triliun.
"Dengan capaian tersebut, kami optimistis bahwa capaian target investasi tahun 2023 yakni sebesar 9 persen dari Rp1.400 triliun, atau setara dengan Rp126 triliun, bisa tercapai," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023