Balita berjenis kelamin laki-laki bernama Muhammad Kenzi Alfaro (16 bulan) terpaksa harus mengenakan baju untuk anak berusia 10 tahun akibat kelebihan berat badan atau obesitas yang dideritanya.
"Tidak muat kalau pakai baju bayi. Ini yang dipakai baju anak 10 tahun," kata Ibunda Kenzi, Pitriah (40) di kediamannya, Jalan Manunggal 5, Kampung Tambun Permata, Desa Pusaka Rakyat, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa.
Pitriah mengatakan Kenzi yang kini memiliki berat badan mencapai 27 kilogram itu bahkan terkadang mengenakan baju ayahnya, M Sopiyan (41) yang memiliki tubuh ramping.
"Bapaknya kan badannya juga kecil. Baju bapaknya saja muat sama dia, kadang dipakaikan juga ke anak saya," katanya.
Dia menjelaskan persoalan ekonomi turut memaksa orang tua Kenzi tidak bisa terus-menerus membeli popok bayi untuk puteranya.
"Saya kalau popoknya, namanya kalau beli, juga tidak kuat. Jadi pakai kalau mau tidur malam saja," katanya.
Pitriah mengaku tidak banyak produk popok berukuran XXXL yang dijual di berbagai warung maupun mini market. Alhasil, Kenzi terpaksa memakai popok berukuran XXL meski kesempitan.
"Jadinya saya pakaikan yang dobel XL, itu juga beli yang di warung, kalau yang tripel XL di warung kan tidak ada, di mini market juga langka, dia kalau pakai tidur saja," ucapnya.
Kesulitan tidak hanya dialami orang tua Kenzi saat membeli popok saja. Pitriah juga harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menggendong Kenzi yang belum mampu duduk dan berdiri sendiri.
"Ketika hendak membawa Kenzi jalan-jalan ke luar rumah, saya lebih memilih untuk membawa kereta dorong. Karena tidak kuat untuk menggendong. Kenzi juga kan belum bisa duduk dan berdiri sendiri," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Tidak muat kalau pakai baju bayi. Ini yang dipakai baju anak 10 tahun," kata Ibunda Kenzi, Pitriah (40) di kediamannya, Jalan Manunggal 5, Kampung Tambun Permata, Desa Pusaka Rakyat, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa.
Pitriah mengatakan Kenzi yang kini memiliki berat badan mencapai 27 kilogram itu bahkan terkadang mengenakan baju ayahnya, M Sopiyan (41) yang memiliki tubuh ramping.
"Bapaknya kan badannya juga kecil. Baju bapaknya saja muat sama dia, kadang dipakaikan juga ke anak saya," katanya.
Dia menjelaskan persoalan ekonomi turut memaksa orang tua Kenzi tidak bisa terus-menerus membeli popok bayi untuk puteranya.
"Saya kalau popoknya, namanya kalau beli, juga tidak kuat. Jadi pakai kalau mau tidur malam saja," katanya.
Pitriah mengaku tidak banyak produk popok berukuran XXXL yang dijual di berbagai warung maupun mini market. Alhasil, Kenzi terpaksa memakai popok berukuran XXL meski kesempitan.
"Jadinya saya pakaikan yang dobel XL, itu juga beli yang di warung, kalau yang tripel XL di warung kan tidak ada, di mini market juga langka, dia kalau pakai tidur saja," ucapnya.
Kesulitan tidak hanya dialami orang tua Kenzi saat membeli popok saja. Pitriah juga harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menggendong Kenzi yang belum mampu duduk dan berdiri sendiri.
"Ketika hendak membawa Kenzi jalan-jalan ke luar rumah, saya lebih memilih untuk membawa kereta dorong. Karena tidak kuat untuk menggendong. Kenzi juga kan belum bisa duduk dan berdiri sendiri," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023