Sebanyak 77 remaja di Kota Surabaya yang terjaring patroli ketertiban pada 4 Desember 2022 siap mengikuti Sekolah Wawasan Kebangsaan yang digelar pemerintah kota setempat pada 22 Februari mendatang.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya Eddy Christijanto di Surabaya, Selasa, mengatakan, melalui Sekolah Wawasan Kebangsaan yang dilaksanakan di Lanudal Juanda tersebut, para pelajar akan mendapat penguatan mengenai cinta tanah air dan Pancasila.
"Ini sebagai upaya untuk mencegah tawuran antarremaja, balap liar, dan kenakalan remaja lainnya," katanya.
Menurut dia, Sekolah Wawasan Kebangsaan akan dibuka langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
"Sementara ini masih 77 orang, karena yang lainnya masih kami data. Ini untuk anak-anak yang kemarin (ikut) geng motor, miras, balap liar, dan sebagainya," ucap dia.
Sebelum Sekolah Wawasan Kebangsaan dibuka, lanjut dia, para remaja tersebut telah mendapat pembinaan dari Pemkot Surabaya hingga Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
"Kami sudah komunikasi dengan kepala sekolah, terutama yang SMA. Kami komunikasi juga dengan Dinas Pendidikan (Dispendik) Pemprov Jatim untuk melakukan pendampingan dari kepala sekolahnya. Jadi nanti kami latih mereka selama seminggu, setelah itu kami tunjuk sebagai Duta Trantibum," katanya.
Selama satu pekan penuh, kata dia, para remaja tersebut akan mendapat penguatan di Sekolah Wawasan Kebangsaan.
"Ada asrama di Lanudal Juanda, ada mess (wisma). Jadi yang melatih semuanya adalah TNI sama Satpol PP. Nanti ada dari Polri, Kodim, dari Kejaksaan yang menyampaikan materi, kemudian Kemenkumham, psikolog, dan pemberian motivasi dari anak-anak muda. Di sana mereka diajak bersenang-senang lewat ilmu wawasan kebangsaannya, cinta tanah air, dan Pancasila," tuturnya.
Ia mengatakan, hingga saat ini Pemkot Surabaya bersama Tim Asuhan Rembulan Satpol PP, terus melakukan patroli dan menyisir setiap sudut di Kota Pahlawan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya tawuran antar remaja, balap liar, dan kenakalan remaja lainnya.
"Ada, kegiatan penjangkauan masih dilakukan. Kemarin Sabtu-Minggu (akhir pekan) kami tidak menemukan apa-apa," kata Eddy.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya Eddy Christijanto di Surabaya, Selasa, mengatakan, melalui Sekolah Wawasan Kebangsaan yang dilaksanakan di Lanudal Juanda tersebut, para pelajar akan mendapat penguatan mengenai cinta tanah air dan Pancasila.
"Ini sebagai upaya untuk mencegah tawuran antarremaja, balap liar, dan kenakalan remaja lainnya," katanya.
Menurut dia, Sekolah Wawasan Kebangsaan akan dibuka langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
"Sementara ini masih 77 orang, karena yang lainnya masih kami data. Ini untuk anak-anak yang kemarin (ikut) geng motor, miras, balap liar, dan sebagainya," ucap dia.
Sebelum Sekolah Wawasan Kebangsaan dibuka, lanjut dia, para remaja tersebut telah mendapat pembinaan dari Pemkot Surabaya hingga Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
"Kami sudah komunikasi dengan kepala sekolah, terutama yang SMA. Kami komunikasi juga dengan Dinas Pendidikan (Dispendik) Pemprov Jatim untuk melakukan pendampingan dari kepala sekolahnya. Jadi nanti kami latih mereka selama seminggu, setelah itu kami tunjuk sebagai Duta Trantibum," katanya.
Selama satu pekan penuh, kata dia, para remaja tersebut akan mendapat penguatan di Sekolah Wawasan Kebangsaan.
"Ada asrama di Lanudal Juanda, ada mess (wisma). Jadi yang melatih semuanya adalah TNI sama Satpol PP. Nanti ada dari Polri, Kodim, dari Kejaksaan yang menyampaikan materi, kemudian Kemenkumham, psikolog, dan pemberian motivasi dari anak-anak muda. Di sana mereka diajak bersenang-senang lewat ilmu wawasan kebangsaannya, cinta tanah air, dan Pancasila," tuturnya.
Ia mengatakan, hingga saat ini Pemkot Surabaya bersama Tim Asuhan Rembulan Satpol PP, terus melakukan patroli dan menyisir setiap sudut di Kota Pahlawan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya tawuran antar remaja, balap liar, dan kenakalan remaja lainnya.
"Ada, kegiatan penjangkauan masih dilakukan. Kemarin Sabtu-Minggu (akhir pekan) kami tidak menemukan apa-apa," kata Eddy.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023