Seorang pasien anak-anak di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, meninggal dunia diduga terkena penyakit demam berdarah dengue atau DBD setelah beberapa hari menjalani perawatan medis.
Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo Hari Santoso di Situbondo, Senin, mengatakan bahwa sampai saat ini petugas kesehatan masih melalukan penyelidikan epidemiologi guna memastikan kematian anak tersebut.
"Kami harus melakukan klarifikasi dan penyelidikan epidemiologi apakah anak tersebut meninggal karena demam berdarah atau penyebab lainnya," ujarnya.
Menurut ia, pasien anak-anak asal Kecamatan Situbondo ini sebelumnya sempat menjalani perawatan medis di salah satu rumah sakit swasta, dan tidak lama kemudian dirujuk ke rumah sakit di Jember dan meninggal dunia.
Hari menyatakan dari sebanyak 88 kasus demam berdarah dengue terhitung sejak Januari hingga 17 Februari 2023, yang dipastikan meninggal dunia akibat wabah penyakit DBD tercatat satu balita asal Kecamatan Panarukan.
"Sejauh ini satu balita yang meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah, sedangkan pasien anak-anak yang meninggal di salah satu rumah sakit Jember, sampai saat ini masih dilakukan penyelidikan epidemiologi oleh petugas kami," katanya.
Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, gencar melakukan pengasapan (fogging) di lokasi permukiman warga guna membasmi nyamuk aedes aegypti agar tidak menimbulkan wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD), khususnya di daerah endemis.
Pengasapan dilakukan oleh petugas kesehatan seiring mewabahnya penyakit demam berdarah, karena sejak Januari hingga 17 Februari 2023 tercatat sudah ada 88 kasus DBD, satu orang (balita) di antaranya meninggal dunia dan satu lagi masih dalam penyelidikan epidemiologi.
Dari sebanyak 88 kasus penyakit demam berdarah ini 84 orang di antaranya menjalani perawatan medis di RSUD dr. Abdoer Rahem (Januari hingga pertengahan Februari) satu pasien balita berumur tiga tahun meninggal, 73 pasien dinyatakan sembuh dan 10 pasien lainnya masih dirawat di rumah sakit milik pemerintah daerah itu.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo Hari Santoso di Situbondo, Senin, mengatakan bahwa sampai saat ini petugas kesehatan masih melalukan penyelidikan epidemiologi guna memastikan kematian anak tersebut.
"Kami harus melakukan klarifikasi dan penyelidikan epidemiologi apakah anak tersebut meninggal karena demam berdarah atau penyebab lainnya," ujarnya.
Menurut ia, pasien anak-anak asal Kecamatan Situbondo ini sebelumnya sempat menjalani perawatan medis di salah satu rumah sakit swasta, dan tidak lama kemudian dirujuk ke rumah sakit di Jember dan meninggal dunia.
Hari menyatakan dari sebanyak 88 kasus demam berdarah dengue terhitung sejak Januari hingga 17 Februari 2023, yang dipastikan meninggal dunia akibat wabah penyakit DBD tercatat satu balita asal Kecamatan Panarukan.
"Sejauh ini satu balita yang meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah, sedangkan pasien anak-anak yang meninggal di salah satu rumah sakit Jember, sampai saat ini masih dilakukan penyelidikan epidemiologi oleh petugas kami," katanya.
Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, gencar melakukan pengasapan (fogging) di lokasi permukiman warga guna membasmi nyamuk aedes aegypti agar tidak menimbulkan wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD), khususnya di daerah endemis.
Pengasapan dilakukan oleh petugas kesehatan seiring mewabahnya penyakit demam berdarah, karena sejak Januari hingga 17 Februari 2023 tercatat sudah ada 88 kasus DBD, satu orang (balita) di antaranya meninggal dunia dan satu lagi masih dalam penyelidikan epidemiologi.
Dari sebanyak 88 kasus penyakit demam berdarah ini 84 orang di antaranya menjalani perawatan medis di RSUD dr. Abdoer Rahem (Januari hingga pertengahan Februari) satu pasien balita berumur tiga tahun meninggal, 73 pasien dinyatakan sembuh dan 10 pasien lainnya masih dirawat di rumah sakit milik pemerintah daerah itu.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023