Dinas Kesehatan, Pemberdayaan Perempuan, dan KB (Dinkes PPKB) Kota Madiun, Jawa Timur intensif mencegah penularan penyakit TBC dengan melakukan terapi pencegahan kepada kelompok berisiko tinggi penyakit menular tersebut.

Epidemiolog Kesehatan, Dinas Kesehatan, Pemberdayaan Perempuan, dan KB Kota Madiun Febriana Retna Erawati mengatakan, pencegahan tersebut dilakukan dengan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT).

"Jadi penanganan TBC di Kota Madiun tidak hanya pengobatan kepada pasien TBC, namun juga melakukan pencegahan terhadap masyarakat berisiko, di antaranya dengan TPT," ujar Febriana di Madiun, Jumat.

Karena itu, pihaknya aktif melakukan pemeriksaan kepada masyarakat berisiko tersebut. Adapun dalam satu kasus TBC, pihaknya minimal melakukan investigasi kepada 15-20 orang yang menjadi kontak erat. Salah satunya melalui "Tuberkulin Skin Test" (TST). Ada juga yang menyebutnya "Mantoux Tes".

"Melalui tes tersebut dapat dilihat ada tidaknya kuman penyebab TBC dalam tubuh sasaran. Setelahnya, akan kita beri tindakan pengobatan," kata dia.

Obat yang diberikan juga beragam, melihat kondisi sasaran. Begitu juga dengan interval meminumnya. Dimana, ada sasaran yang harus meminum tiga hari sekali, seminggu sekali, dan ada juga yang cukup meminumnya dalam jarak interval tiga sampai enam bulan.

Kendati sasaran sudah ditemukan, bukan berarti permasalahan selesai. Febri menjelaskan masih banyak masyarakat yang enggan minum obat karena merasa tidak sakit.

"Padahal pencegahan penyakit ini jauh lebih mudah dari pada mengobati. Sebab, saat seseorang terjangkit TBC pengobatannya minimal selama enam bulan dan tidak boleh putus. Bahkan ada yang sampai 2 tahun," kata dia.

Karenanya, Febri berharap masyarakat juga turut aktif. Apalagi, temuan kasus TBC di Kota Madiun juga cukup tinggi.

Sesuai data Dinkes Kota Madiun, sepanjang tahun 2022 tercatat ada sebanyak 753 temuan kasus TBC. Jumlah itu melebihi target temuan yang ditetapkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk Kota Madiun, yakni sebanyak 600 kasus.

Febri berharap masyarakat peka dengan gejala-gejala TBC. Utamanya batuk selama dua minggu. Namun, tentu tidak perlu sampai menunggu dua minggu untuk pemeriksaan.

Apalagi, jika mengemuka gejala lain. Mulai batuk bercampur darah, keluar keringat pada malam hari biarpun sedang tidak beraktivitas, dan lain sebagainya. Febri berharap untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.

"Untuk pemeriksaan bakteorologi sejauh ini baru bisa dilakukan di tiga rumah sakit di Madiun. Yakni, di RS Paru Manguharjo, RSUD dr Soedono, dan RSUD Kota Madiun. Tetapi kalau hanya pemeriksaan awal, maka di semua faskes sudah bisa melayani. Termasuk pengambilan sampel dahak untuk dikirim ke salah satu rumah sakit tadi," kata dia.

Warga diimbau agar selalu menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, untuk mencegah penularan penyakit TBC dan penyakit lainnya yang berbahaya.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023