Lebih dari 600 peternak sapi terdampak wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, akhirnya menerima bantuan pemerintah berupa dana kompensasi sebesar Rp10 juta per ekor.

"Total peternak yang menerima bantuan ada 643 orang. Masing-masing berhak menerima bantuan sebesar Rp10 juta untuk setiap ekor sapi yang mati karena terdampak wabah PMK," kata Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian (Kementan) Syamsul Ma'arif pada penyerahan bantuan, Jumat

Bantuan diberikan secara nontunai untuk peternak yang sapinya yang mati. Syamsul menyebut total ternak yang mati akibat PMK selama periode pandemi sejak 2022 hingga saat ini di Ponorogo tercatat ada 1.095 ekor.

Ia memastikan semua ternak terdampak PMK yang diajukan mendapat klaim bantuan dari pemerintah. Namun penyerahan bantuan diberikan bertahap.

Untuk saat ini, lanjut dia, dari 643 peternak yang berhak mendapat bantuan, pihaknya baru menyerahkan untuk 594 peternak, sisanya 49 menyusul. 

Syamsul berharap bantuan pemerintah tersebut dapat memberi semangat agar peternak tidak kapok dalam beternak. Selain itu ia juga meminta maaf bila dalam penyampaian bantuan tersebut mengalami keterlambatan.

"Saya minta maaf, karena buku rekening untuk pencairan bantuan mengalami keterlambatan. Tapi saya mengimbau kepada peternak agar tidak kapok untuk beternak," ujarnya. 

Sementara itu Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat yang hadir mendampingi masyarakat, khususnya peternak yang terdampak PMK di Ponorogo.

"Saya ucapkan terima kasih, ini bentuk pengobat luka dari kemarin kejadian kemarin (PMK) yang sangat parah," kata Sugiri.

Sugiri atau Kang Giri juga mengapresiasi Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) yang secara cepat mendata peternak melalui aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Hewan Indonesia (iSIKNAS) untuk mendapatkan bantuan.

"Sesungguhnya dibandingkan dengan kabupaten lain, Ponorogo juga tidak terlalu jelek, tapi rajin mendata dan dimasukkan ke dalam iSIKNAS," katanya

Namun ia mengaku masih ada sejumlah peternak yang belum mendapatkan bantuan karena gagal memenuhi persyaratan.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023