Bondowoso - Potensi pengembangan ternak sapi di Kabupaten Bondowoso, Jatim, saat ini masih tinggi karena ketersediaan sumber pakan yang melimpah.
"Saat ini ternak sapi di Bondowoso sekitar 141.700-an ekor. Jumlah ini masih bisa dikembangkan lagi karena sumber pakan di daerah ini cukup banyak," kata Kepala Bidang Peternakan pada Dinas Peternakan dan Perikanan Pemkab Bondowoso drh Lilik Setyowati, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa wilayahnya dikenal sebagai salah satu daerah yang subur untuk pembudidayaan pakan ternak, seperti rumput gajah dan masih tersedia areal hutan yang menyediakan dedaunan melimpah.
"Hanya saja kendala pengembangan ini memang pada harga ternak yang dalam beberapa tahun ini anjlok akibat impor daging dari luar. Hal ini yang membuat masyarakat enggan untuk memelihara sapi," ucap lulusan IPB Bogor ini.
Menurut Lilik, sejak beberapa bulan terakhir, sebetulnya harga sapi mulai naik hingga Rp500 ribu per ekor dewasa. Hal itu terjadi sejak impor daging sapi dari Australia dihentikan.
"Tapi kalau sekarang impor dari Australia dibuka kembali, kemungkinan harga sapi akan turun kembali. Hal ini yang membuat kami kesulitan memacu masyarakat untuk memelihara sapi," katanya.
Ia mengemukakan bahwa sebelum kebutuhan daging dipenuhi dari impor, sapi-sapi dari Bondowoso banyak dikirim ke Jawa Tengah dan Jawa Barat. Kalau sebelumnya dalam satu pekan bisa dikirim 50 ekor, saat ini hanya sekitar 25 ekor.
Meskipun demikian, sejumlah peternak masih tetap mau menggantungkan hidupnya dari memelihara sapi. Karenanya pihaknya terus mendorong peternak untuk memelihara sapi hasil inseminasi buatan karena memiliki beberapa keunggulan, seperti pertumbuhannya lebih cepat dan pedet yang dilahirkan jauh lebih besar dibandingkan sapi biasa.
Mengenai cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini, Lilik mengemukakan bahwa hal tersebut juga berpengaruh pada kondisi ternak. Untuk menghindari agar sapi tidak sakit, maka pola makannya harus diatur dengan baik.
"Ternak-ternak itu perlu diberi vitamin juga. Kalau ada yang sakit, pisahkan dari sapi yang sehat karena bisa menular. Kalau cuaca seperti ini, penyakit sapi sama seperti pada manusia, yakni flu pilek juga," papar Lilik.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011