Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 sebagai momentum untuk memperkuat kebebasan pers yang bertanggung jawab.
Menurutnya media harus berkomitmen penuh kepada khittah sebagai salah satu pilar utama penyangga demokrasi.
"Bukan hanya semata menjadi institusi penyedia informasi bagi publik tetapi juga merepresentasikan fungsi kontrol, kritik dan penyedia ruang bagi partisipasi publik," katanya di Surabaya, Kamis.
Khofifah mengungkapkan pemenuhan hak asasi untuk memperoleh informasi dan kemerdekaan pers untuk menyampaikan informasi berbanding lurus dengan manifestasi prinsip kedaulatan rakyat.
"Kehadiran media sosial membuat setiap orang bisa menjadi pewarta. Setiap orang bisa memproduksi, menyunting, mereproduksi, dan menyebarkan informasi. Namun sayangnya tidak semua orang memahami betul kode etik jurnalistik," ujarnya.
Sementara tingkat literasi digital masyarakat masih tergolong rendah sehingga mudah percaya dengan kabar yang tidak tahu asal usulnya tanpa melakukan cek dan ricek.
Di sisi lain banyak sekali bertebaran kabar hoaks dan ujaran kebencian di media sosial yang berpotensi memecah belah bangsa.
Baca juga: Peringatan Hari Pers, Wawali Surabaya sebut media pilar penting bangun peradaban
Maka dari itu, Khofifah menandaskan, selain terus berevolusi seiring perkembangan teknologi, media juga harus bekerja memenuhi kanal media sosial dengan berita-berita baik, mencerdaskan, dan mempererat persatuan dan kesatuan sebagai bangsa.
"Jangan sampai media justru mengikuti arus dengan menghadirkan konten-konten yang sekedar mengejar viral, membangun ketakutan dan pesimisme. Media harus menghindari tren informasi yang mengejar klik dan views tanpa mempedulikan isi dan kualitas informasi yang diberikan," tuturnya.
Mantan Menteri Sosial itu menekankan kebebasan pers harus dilandasi dengan tanggung jawab sesuai kaidah dan etika jurnalistik. Dengan begitu masyarakat mendapat informasi yang benar, utuh dan berimbang di tengah derasnya arus informasi.
Terlebih dalam waktu dekat Indonesia akan menyelenggarakan Pemilu dan Pilkada serentak.
Khofifah berharap peran dari insan pers benar-benar menghasilkan pemberitaan yang bertanggung jawab yang dapat dikonfirmasi kebenarannya menggunakan prinsip-prinsip kode etik jurnalistik.
"Saya harap insan pers bisa menghasilkan karya jurnalistik yang tidak hanya cepat tetapi harus akurat dan tidak terjebak pada sikap pragmatis. Akhirnya kita semua mengucapkan Selamat Hari Pers Nasional. Terima kasih atas semua kontribusi untuk menjaga bangsa dan negara," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Menurutnya media harus berkomitmen penuh kepada khittah sebagai salah satu pilar utama penyangga demokrasi.
"Bukan hanya semata menjadi institusi penyedia informasi bagi publik tetapi juga merepresentasikan fungsi kontrol, kritik dan penyedia ruang bagi partisipasi publik," katanya di Surabaya, Kamis.
Khofifah mengungkapkan pemenuhan hak asasi untuk memperoleh informasi dan kemerdekaan pers untuk menyampaikan informasi berbanding lurus dengan manifestasi prinsip kedaulatan rakyat.
"Kehadiran media sosial membuat setiap orang bisa menjadi pewarta. Setiap orang bisa memproduksi, menyunting, mereproduksi, dan menyebarkan informasi. Namun sayangnya tidak semua orang memahami betul kode etik jurnalistik," ujarnya.
Sementara tingkat literasi digital masyarakat masih tergolong rendah sehingga mudah percaya dengan kabar yang tidak tahu asal usulnya tanpa melakukan cek dan ricek.
Di sisi lain banyak sekali bertebaran kabar hoaks dan ujaran kebencian di media sosial yang berpotensi memecah belah bangsa.
Baca juga: Peringatan Hari Pers, Wawali Surabaya sebut media pilar penting bangun peradaban
Maka dari itu, Khofifah menandaskan, selain terus berevolusi seiring perkembangan teknologi, media juga harus bekerja memenuhi kanal media sosial dengan berita-berita baik, mencerdaskan, dan mempererat persatuan dan kesatuan sebagai bangsa.
"Jangan sampai media justru mengikuti arus dengan menghadirkan konten-konten yang sekedar mengejar viral, membangun ketakutan dan pesimisme. Media harus menghindari tren informasi yang mengejar klik dan views tanpa mempedulikan isi dan kualitas informasi yang diberikan," tuturnya.
Mantan Menteri Sosial itu menekankan kebebasan pers harus dilandasi dengan tanggung jawab sesuai kaidah dan etika jurnalistik. Dengan begitu masyarakat mendapat informasi yang benar, utuh dan berimbang di tengah derasnya arus informasi.
Terlebih dalam waktu dekat Indonesia akan menyelenggarakan Pemilu dan Pilkada serentak.
Khofifah berharap peran dari insan pers benar-benar menghasilkan pemberitaan yang bertanggung jawab yang dapat dikonfirmasi kebenarannya menggunakan prinsip-prinsip kode etik jurnalistik.
"Saya harap insan pers bisa menghasilkan karya jurnalistik yang tidak hanya cepat tetapi harus akurat dan tidak terjebak pada sikap pragmatis. Akhirnya kita semua mengucapkan Selamat Hari Pers Nasional. Terima kasih atas semua kontribusi untuk menjaga bangsa dan negara," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023