Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Banyuwangi, mengapresiasi pemerintah daerah setempat yang melakukan terobosan jemput bola perekaman KTP elektronik kepada para pemilih pemula menjelang Pemilu serentak 2024.
"Ini merupakan bentuk dukungan yang bagus dari Pemkab Banyuwangi dengan menjemput bola perekaman KTP untuk pemilih pemula di sekolah menengah atas (SMA)," ujar Ketua KPU Kabupaten Banyuwangi Dwi Anggraini Rahman di Banyuwangi, Selasa.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Banyuwangi yang saat ini gencar datang ke sekolah-sekolah perekaman KTP elektronik bagi pelajar, menurut dia, akan memudahkan KPU saat melakukan pencocokan dan penelitian dalam pemutakhiran data pemilih.
Saat ini, kata dia, KPU tengah mempersiapkan tahapan pembentukan petugas pendaftaran dan pemutakhiran data pemilih (Pantarlih) yang tersebar di seluruh desa di Banyuwangi.
"Untuk petugas Pantarlih belum bisa ditentukan jumlahnya karena masih belum ditetapkan jumlah total tempat pemungutan suara (TPS) terbaru. TPS yang diajukan sebanyak 25.219 TPS, tapi jumlah itu bisa saja bertambah atau berkurang," ujar dia.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Banyuwangi Djuang Pribadi mengatakan tim dari Disdukcapil mendatangi pelajar tingkat SMA yang menjadi salah satu kelompok pemilih baru sebagai upaya mempermudah mereka melakukan perekaman KTP-e.
"Dengan memilik kartu kependudukan mereka bisa menyalurkan hak suaranya pada Pemilu serentak 2024, karena salah satu syarat untuk menjadi pemilih adalah memiliki kartu identitas," katanya.
Dalam tiap kunjungan ke SMA, kata Djuang, tim Disdukcapil merekam data para pelajar yang berusia 17 tahun dan yang mendekati usia 17 tahun.
Menurut dia, para pelajar yang usianya sudah 17 tahun bisa langsung memiliki KTP elektronik, sedangkan yang usianya belum genap 17 tahun penyerahan KTP-e akan ditunda.
"Ditunda sampai pelajar tersebut genap berusia 17 tahun baru kami berikan kartu identitas-nya," katanya.
Djuang menyebutkan, dalam sepekan terakhir tim Disdukcapil Banyuwangi telah mengunjungi beberapa SMA, di antaranya SMAN 1 Giri, SMAN 1 Glagah, dan SMK 17 Agustus Tegaldlimo.
"Langkah jemput bola ini akan berlangsung hingga menjelang pemilu mendatang. Agar sasaran dapat lebih luas, kami juga melibatkan pihak kecamatan," katanya.
Dia menambahkan, jemput bola perekaman KTP-e ini tidak hanya di kawasan perkotaan saja, tapi SMA di daerah pelosok desa juga menjadi sasaran petugas.
"Memang tidak hanya sekolah, kami juga menjemput bola bagi warga lainnya. Dengan satu kendaraan mobil keliling kami bisa melayani lebih dari seribu dokumen kependudukan dalam sehari," kata Djuang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Ini merupakan bentuk dukungan yang bagus dari Pemkab Banyuwangi dengan menjemput bola perekaman KTP untuk pemilih pemula di sekolah menengah atas (SMA)," ujar Ketua KPU Kabupaten Banyuwangi Dwi Anggraini Rahman di Banyuwangi, Selasa.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Banyuwangi yang saat ini gencar datang ke sekolah-sekolah perekaman KTP elektronik bagi pelajar, menurut dia, akan memudahkan KPU saat melakukan pencocokan dan penelitian dalam pemutakhiran data pemilih.
Saat ini, kata dia, KPU tengah mempersiapkan tahapan pembentukan petugas pendaftaran dan pemutakhiran data pemilih (Pantarlih) yang tersebar di seluruh desa di Banyuwangi.
"Untuk petugas Pantarlih belum bisa ditentukan jumlahnya karena masih belum ditetapkan jumlah total tempat pemungutan suara (TPS) terbaru. TPS yang diajukan sebanyak 25.219 TPS, tapi jumlah itu bisa saja bertambah atau berkurang," ujar dia.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Banyuwangi Djuang Pribadi mengatakan tim dari Disdukcapil mendatangi pelajar tingkat SMA yang menjadi salah satu kelompok pemilih baru sebagai upaya mempermudah mereka melakukan perekaman KTP-e.
"Dengan memilik kartu kependudukan mereka bisa menyalurkan hak suaranya pada Pemilu serentak 2024, karena salah satu syarat untuk menjadi pemilih adalah memiliki kartu identitas," katanya.
Dalam tiap kunjungan ke SMA, kata Djuang, tim Disdukcapil merekam data para pelajar yang berusia 17 tahun dan yang mendekati usia 17 tahun.
Menurut dia, para pelajar yang usianya sudah 17 tahun bisa langsung memiliki KTP elektronik, sedangkan yang usianya belum genap 17 tahun penyerahan KTP-e akan ditunda.
"Ditunda sampai pelajar tersebut genap berusia 17 tahun baru kami berikan kartu identitas-nya," katanya.
Djuang menyebutkan, dalam sepekan terakhir tim Disdukcapil Banyuwangi telah mengunjungi beberapa SMA, di antaranya SMAN 1 Giri, SMAN 1 Glagah, dan SMK 17 Agustus Tegaldlimo.
"Langkah jemput bola ini akan berlangsung hingga menjelang pemilu mendatang. Agar sasaran dapat lebih luas, kami juga melibatkan pihak kecamatan," katanya.
Dia menambahkan, jemput bola perekaman KTP-e ini tidak hanya di kawasan perkotaan saja, tapi SMA di daerah pelosok desa juga menjadi sasaran petugas.
"Memang tidak hanya sekolah, kami juga menjemput bola bagi warga lainnya. Dengan satu kendaraan mobil keliling kami bisa melayani lebih dari seribu dokumen kependudukan dalam sehari," kata Djuang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023