Keberadaan minyak goreng dalam kemasan dengan harga murah dari Kementerian Perdagangan, Minyakita, sulit didapatkan di pasaran wilayah Kabupaten Madiun sejak dua pekan terakhir.

Seorang pedagang di Pasar Pagotan, Yuliani mengatakan kelangkaan itu memicu harga jual Minyakita naik antara Rp16.000 sampai Rp17.000 per liter dari harga normalnya Rp14.000 per liter.

"Harga Minyakita sekarang bisa capai Rp17 ribu per liter. Sekarang juga mulai langka, banyak yang kosong," ujar Yuliani di Madiun, Rabu.

Menurutnya, kelangkaan dan kenaikan harga Minyakita sudah terjadi sejak awal Januari lalu. Akibatnya, ia tidak bisa kulakan dalam jumlah banyak.

Biasanya ia kulakan dari distributor sebanyak 10 karton untuk kebutuhan dua sampai tiga hari. Kini, ketika stok kosong, dia memilih mengarahkan pembeli ke minyak goreng curah dan merek reguler.

"Selama ini banyak yang pakai Minyakita karena harganya lebih murah. Saat langka seperti ini, semua pada nyari," katanya.

Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro (Disperdagkop-UM) Kabupaten Madiun Toni Eko Prasetyo menuturkan, menipisnya stok Minyakita dipicu meningkatnya permintaan saat momentum Natal dan tahun baru lalu.

Selain itu juga imbas dari keterlambatan pengiriman bahan baku dari produsen ke pabrik. Pengiriman bahan baku ke pabrik menggunakan kapal laut yang terkendala cuaca buruk.

"Sehingga membuat produksi Minyakita menurun dan barang di pasaran terbatas," kata Toni Eko Prasetyo.

Pihaknya tidak dapat berbuat banyak terkait harga Minyakita yang dijual melebihi harga eceran tertinggi (HET) di pasaran.

"Disperdagkop-UM Kabupaten Madiun hanya bisa melakukan pengawasan. Terkait harga, sepenuhya hasil dari kondisi pasar," katanya.

Toni memperkirakan kenaikan harga akan bertahan seiring dengan pasokan dari pusat yang masih terkendala.

Sementara, selain Minyakita, kenaikan harga juga terjadi pada komoditas beras. Beras jenis medium naik dari Rp11.000 menjadi Rp12.000 per kilogram, sedangkan beras premium naik dari Rp12.000 menjadi Rp13.000 kilogram.
 

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023