Penelitian telah dimulai di kota timur laut Jepang untuk menghasilkan listrik dari salju yang tidak diinginkan, dengan tujuan mengamankan sumber energi terbarukan untuk mengantisipasi potensi kekurangan daya di negara itu.
Kota Aomori, yang mengalami salju lebat setiap tahun, memulai uji coba di kolam renang di sebuah sekolah dasar yang ditinggalkan pada Desember 2022 guna mengeksplorasi kelayakan untuk menghasilkan energi dengan memanfaatkan perbedaan suhu antara salju yang tersimpan dan udara di sekitarnya.
Dalam sebuah proyek gabungan, perusahaan startup lokal Forte Co. dan University of Electro-Communications di Tokyo sedang berupaya membangkitkan turbin dengan energi yang dihasilkan saat cairan didinginkan oleh salju yang tersimpan kemudian diuapkan oleh panas udara di sekitarnya.
Baru-baru ini, pembangkit listrik menggunakan salju yang disimpan telah menarik perhatian untuk diupayakan sebagai sumber energi yang ramah lingkungan, berbiaya rendah dan aman.
Di Aomori, sejumlah besar salju dibuang ke laut dan tempat lainnya setelah dikumpulkan oleh bajak salju dan truk.
Pada tahun fiskal sebelumnya yang berakhir pada Maret 2022, biaya pemindahan salju membengkak hingga mencapai rekor 5,9 miliar yen (sekitar Rp695,72 miliar) setelah hujan salju lebat.
"Salju telah diperlakukan sebagai gangguan, tetapi kami dapat memanfaatkannya dengan baik," kata seorang pejabat kota Aomori.
Pada 16 Desember 2022, sekitar 10 pekerja startup Forte menempatkan bahan isolasi di dalam kolam untuk menjaga tumpukan salju tetap dingin.
Penelitian lebih lanjut untuk mempertahankan salju serta jumlah listrik yang dapat dihasilkan akan dilakukan sebelum produksi listrik dimulai pada musim semi.
Menurut Forte, salah satu tantangan dari proyek itu termasuk menemukan fasilitas berskala besar untuk menyimpan salju serta mengamankan udara panas selama musim dingin.
Untuk mendapatkan perbedaan suhu yang besar, Forte akan mempertimbangkan untuk menggunakan panas dari sumber air panas.
"Ini adalah sumber energi terbarukan yang unik di wilayah dengan salju lebat. Ini juga akan mengarah pada penciptaan industri baru," kata kepala Forte Jun Kasai.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kota Aomori, yang mengalami salju lebat setiap tahun, memulai uji coba di kolam renang di sebuah sekolah dasar yang ditinggalkan pada Desember 2022 guna mengeksplorasi kelayakan untuk menghasilkan energi dengan memanfaatkan perbedaan suhu antara salju yang tersimpan dan udara di sekitarnya.
Dalam sebuah proyek gabungan, perusahaan startup lokal Forte Co. dan University of Electro-Communications di Tokyo sedang berupaya membangkitkan turbin dengan energi yang dihasilkan saat cairan didinginkan oleh salju yang tersimpan kemudian diuapkan oleh panas udara di sekitarnya.
Baru-baru ini, pembangkit listrik menggunakan salju yang disimpan telah menarik perhatian untuk diupayakan sebagai sumber energi yang ramah lingkungan, berbiaya rendah dan aman.
Di Aomori, sejumlah besar salju dibuang ke laut dan tempat lainnya setelah dikumpulkan oleh bajak salju dan truk.
Pada tahun fiskal sebelumnya yang berakhir pada Maret 2022, biaya pemindahan salju membengkak hingga mencapai rekor 5,9 miliar yen (sekitar Rp695,72 miliar) setelah hujan salju lebat.
"Salju telah diperlakukan sebagai gangguan, tetapi kami dapat memanfaatkannya dengan baik," kata seorang pejabat kota Aomori.
Pada 16 Desember 2022, sekitar 10 pekerja startup Forte menempatkan bahan isolasi di dalam kolam untuk menjaga tumpukan salju tetap dingin.
Penelitian lebih lanjut untuk mempertahankan salju serta jumlah listrik yang dapat dihasilkan akan dilakukan sebelum produksi listrik dimulai pada musim semi.
Menurut Forte, salah satu tantangan dari proyek itu termasuk menemukan fasilitas berskala besar untuk menyimpan salju serta mengamankan udara panas selama musim dingin.
Untuk mendapatkan perbedaan suhu yang besar, Forte akan mempertimbangkan untuk menggunakan panas dari sumber air panas.
"Ini adalah sumber energi terbarukan yang unik di wilayah dengan salju lebat. Ini juga akan mengarah pada penciptaan industri baru," kata kepala Forte Jun Kasai.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023