Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menyalurkan hibah bantuan sosial untuk pendidikan yang totalnya mencapai Rp16,94 miliar untuk 5.566 penerima dengan penyaluran untuk insentif guru swasta serta beasiswa pendidikan mulai PAUD hingga mahasiswa.
"Ini adalah bentuk komitmen kuat pemerintah daerah yang menempatkan bidang pendidikan sebagai program prioritas wajib. Kami ingin semua anak di Banyuwangi mendapatkan pendidikan yang baik. Termasuk para tenaga pendidiknya mendapatkan perhatian cukup dari pemerintah," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Sabtu.
Khusus kepada para pendidik, Bupati Ipuk menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas semua jerih payahnya untuk dunia pendidikan Banyuwangi.
"Kami menyadari, apa yang kami berikan ini belum sebanding dengan peran para guru dalam memberikan layanan kepada siswa. Semoga pengabdian para guru menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir," tutur dia.
Untuk para orang tua, Ipuk juga berpesan agar terus memperhatikan pendidikan anaknya karena peran orang tua sangat dibutuhkan.
"Semangati terus putra atau putrinya agar selalu semangat dalam menuntut ilmu," ujar Bupati Ipuk.
Sepanjang 2022, Pemkab Banyuwangi telah menyalurkan bantuan untuk guru diniyah dan guru swasta kepada 2.146 guru, bansos kepala sekolah, guru PAUD non-ASN untuk 266 guru.
"Semoga ini bisa memotivasi para guru untuk tetap bisa memberikan layanan terbaik bagi siswa," kata Ipuk.
Pemkab juga menyalurkan bantuan kepada pelajar dan mahasiswa berupa beasiswa, biaya hidup, uang saku, serta uang transportasi.
"Hibah ini kami berikan kepada mahasiswa dan pelajar yang rentan tidak bisa melanjutkan pendidikannya. Dengan berbagai program afirmatif ini, kami berharap seluruh anak di Banyuwangi bisa mendapatkan layanan pendidikan yang baik sehingga kualitas sumber daya manusia Banyuwangi terus meningkat," ujar Ipuk.
Selain itu, juga disalurkan bantuan operasional penyelenggaraan pendidikan diniyah dengan total anggaran Rp1,98 miliar.
"Tentu saja, bantuan ini masih belum bisa menyentuh seluruh penyelenggara pendidikan. Keterbatasan anggaran daerah, mengharuskan adanya skala prioritas yang harus dibantu," kata Ipuk.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Suratno menjelaskan bahwa berbagai hibah tersebut tersalur dalam berbagai program.
Di antaranya adalah beasiswa Banyuwangi Cerdas, Garda Ampuh (Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Muda Putus Sekolah), bantuan uang saku dan uang transportasi bagi pelajar rentan putus sekolah, dan lain sebagainya.
"Ini semua untuk mengakselerasi pendidikan di Banyuwangi. Baik yang formal maupun yang informal, yang negeri maupun yang swasta, di semua jenjang," kata Suratno.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Ini adalah bentuk komitmen kuat pemerintah daerah yang menempatkan bidang pendidikan sebagai program prioritas wajib. Kami ingin semua anak di Banyuwangi mendapatkan pendidikan yang baik. Termasuk para tenaga pendidiknya mendapatkan perhatian cukup dari pemerintah," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Sabtu.
Khusus kepada para pendidik, Bupati Ipuk menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas semua jerih payahnya untuk dunia pendidikan Banyuwangi.
"Kami menyadari, apa yang kami berikan ini belum sebanding dengan peran para guru dalam memberikan layanan kepada siswa. Semoga pengabdian para guru menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir," tutur dia.
Untuk para orang tua, Ipuk juga berpesan agar terus memperhatikan pendidikan anaknya karena peran orang tua sangat dibutuhkan.
"Semangati terus putra atau putrinya agar selalu semangat dalam menuntut ilmu," ujar Bupati Ipuk.
Sepanjang 2022, Pemkab Banyuwangi telah menyalurkan bantuan untuk guru diniyah dan guru swasta kepada 2.146 guru, bansos kepala sekolah, guru PAUD non-ASN untuk 266 guru.
"Semoga ini bisa memotivasi para guru untuk tetap bisa memberikan layanan terbaik bagi siswa," kata Ipuk.
Pemkab juga menyalurkan bantuan kepada pelajar dan mahasiswa berupa beasiswa, biaya hidup, uang saku, serta uang transportasi.
"Hibah ini kami berikan kepada mahasiswa dan pelajar yang rentan tidak bisa melanjutkan pendidikannya. Dengan berbagai program afirmatif ini, kami berharap seluruh anak di Banyuwangi bisa mendapatkan layanan pendidikan yang baik sehingga kualitas sumber daya manusia Banyuwangi terus meningkat," ujar Ipuk.
Selain itu, juga disalurkan bantuan operasional penyelenggaraan pendidikan diniyah dengan total anggaran Rp1,98 miliar.
"Tentu saja, bantuan ini masih belum bisa menyentuh seluruh penyelenggara pendidikan. Keterbatasan anggaran daerah, mengharuskan adanya skala prioritas yang harus dibantu," kata Ipuk.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Suratno menjelaskan bahwa berbagai hibah tersebut tersalur dalam berbagai program.
Di antaranya adalah beasiswa Banyuwangi Cerdas, Garda Ampuh (Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Muda Putus Sekolah), bantuan uang saku dan uang transportasi bagi pelajar rentan putus sekolah, dan lain sebagainya.
"Ini semua untuk mengakselerasi pendidikan di Banyuwangi. Baik yang formal maupun yang informal, yang negeri maupun yang swasta, di semua jenjang," kata Suratno.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022