Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Sampang mencatat penyakit demam berdarah dengue (DBD) selama 2022 meningkat sebanyak 129 kasus dibanding tahun sebelumnya.

"Tahun ini, jumlah kasus DBD yang kami tangani tercatat sebanyak 337 kasus, sedangkan pada 2021 hanya 208 kasus," kata Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes-KB) Yuliono dalam keterangan persnya di Sampang, Kamis.

Data penderita DBD tertinggi berasal dari Puskesmas Banyuanyar yakni mencapai 81 kasus, sedangkan yang terendah dari Puskesmas Bunten Barat, Kecamatan Ketapang, yakni nihil alias nol kasus.

Yuliono mengaku, kasus DBD di Sampang tahun ini meningkat tajam, salah satunya, karena masyarakat dan petugas medis selama ini lebih fokus pada penanganan COVID-19, sehingga antisipasi untuk menekan DBD cenderung kurang diperhatikan.

Namun demikian, kata dia, upaya mencegah penyebaran DBD kini harus diperhatikan, apalagi jumlah penderita kasus ini terbilang banyak, bahkan meningkat dari tahun sebelumnya.

Ia meminta agar warga tak berhenti melakukan "3M", yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas tidak digunakan yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

"Selain '3M', yang juga perlu diperhatikan adalah menghindari gigitan nyamuk. Ini bisa dilakukan di antaranya dengan menggunakan kelambu di tempat tidur atau menyalakan obat nyamuk," ujarnya.

Hal lain yang juga telah dilakukan Dinkes Sampang dalam berupaya mencegah penyebaran DBD yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti itu dengan melakukan pengasapan di sekitar pekarangan rumah pasien yang positif terserang DBD.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022