Pemerintah Kota Surabaya mengklaim jumlah warga miskin di wilayah setempat turun drastis selama 2022, yakni di awal tahun mencapai 1,3 juta jiwa, namun di akhir tahun menjadi 219.427 jiwa.

"Penurunan jumlah warga miskin tercatat sejak setahun terakhir ini," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Kamis.

Meski begitu, Wali Kota memastikan pemkot akan terus berupaya mengentas 219.427 jiwa atau 75.069 kepala keluarga segera lepas dari kemiskinan.

Dalam jangka waktu setahun ke depan, kata dia, sebanyak 75.069 KK itu ditargetkan segera bisa lepas dari garis kemiskinan.

"Targetnya setahun. Kami bergerak bersama dengan RW-nya. Karena saya ingin membangun Surabaya ini dengan guyub rukun," ujar Cak Eri, panggilan akrabnya.

Ia juga memastikan bahwa intervensi yang diberikan pemkot tak hanya dilakukan kepada warga miskin, namun juga dilakukan terhadap warga yang rentan atau pra miskin.

Kedua kategori ini, lanjut Cak Eri, mendapatkan intervensi yang sama seperti bantuan seragam, sekolah gratis, BPJS Kesehatan hingga pekerjaan.

"Kami sentuh juga yang rentan miskin atau pra miskin agar tidak menjadi miskin. Tapi, kalau keluarga miskin, diberikan tambahan seperti bantuan PKH (Program Keluarga Harapan) dan macam-macam," ucapnya.

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu juga mengatakan bahwa penentuan warga miskin di Kota Pahlawan dilakukan berdasarkan keputusan bersama RT/RW, lurah dan masyarakat.

Penentuan warga miskin ini sesuai dengan 14 kriteria standar kemiskinan Badan Pusat Statistik (BPS).

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Surabaya Anna Fajriatin menjelaskan faktor turunnya jumlah warga miskin antara lain karena pemkot memberikan intervensi seperti melalui program padat karya.

Dia juga menambahkan, sebelumnya daftar warga miskin di Kota Surabaya telah dilakukan verifikasi ulang yang dilakukan bersama-sama oleh RT/RW, lurah, Kader Surabaya Hebat (KSH) serta masyarakat setempat.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022