Petrokimia Gresik melakukan inovasi teknologi Pabrik Asam Fosfat HDH (Hemihydrate-Dihydrate) dengan meningkatkan kuantum produksi Asam Fluorosilikat (H2SiF6).

Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo dalam keterangannya, diterima di Surabaya, Kamis, mengatakan, peningkatan produk H2SiF6 selanjutnya diolah menjadi Aluminium Fluoride (AlF3) yang dibutuhkan industri peleburan aluminium untuk menurunkan melting point, menaikkan conductivity electrolyte serta menurunkan pemakaian power.

"Kebutuhan AlF3 akan terus meningkat sejalan dengan target pemerintah terkait produksi aluminium nasional sebesar 1,5 hingga 2 juta ton pada tahun 2025, selaras dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN). Kami siap mendukung rencana tersebut," katanya.
 
Menurut dia, teknologi yang mampu meningkatkan kualitas Asam Fosfat pada pabrik di Petrokimia Gresik merupakan pioneer dan satu-satunya di Indonesia.

"Improvement ini juga sejalan dengan komitmen Petrokimia Gresik menjaga ketahanan pangan nasional serta meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas pertanian," ucapnya.

Melalui inovasi ini, lanjutnya, tidak hanya mampu memenuhi bahan baku pembuatan Asam Fosfat, tetapi juga mendapatkan beberapa keuntungan lain yang diperoleh perusahaan.

"Pertama, penghematan biaya hingga miliaran rupiah. Petrokimia Gresik tidak lagi harus membeli phosphate rock high grade, melalui inovasi ini dapat digantikan dengan phosphate rock medium grade, dengan hasil kualitas dan kapasitas produk yang tetap terjaga. Penghematan ini sekitar Rp11,7 miliar dalam setahun," ujarnya.

Selanjutnya, improvement itu mampu meningkatkan produksi H2SiF6 yang setara dengan penghematan sekitar Rp3,7 miliar per tahun serta menjadikan kandungan endapan lumpur dan suspended solid produk asam fosfat lebih rendah, sehingga dapat memperpanjang interval cleaning tangki asam fosfat (tank yard) dengan penghematan sekitar Rp333 juta per tahun. 

"Dan yang terakhir, improvement yang dilakukan juga mendukung prinsip industri hijau dimana terdapat penurunan losses H2SiF6 sehingga beban kerja waste water treatment plant ikut menurun yang setara dengan penghematan sekitar Rp1,2 miliar per tahun," kata alumni Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya tersebut.

Berkat improvement pada proses produksi ini, lanjutnya, Petrokimia Gresik berhasil meraih penghargaan Rintisan Teknologi Industri (RINTEK) dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI.

"Dalam melakukan improvement teknologi proses ini, kami banyak mengandalkan sumber daya internal Petrokimia Gresik sehingga memiliki nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) yang cukup tinggi. Semoga dengan adanya inovasi ini dapat semakin mengoptimalkan kami dalam menghadirkan solusi agroindustri serta menyokong kemajuan industri nasional," ucapnya.(*)

Baca juga: Petrokimia dinobatkan "Most Trusted Company" dua tahun berturut-turut

Baca juga: Petrokimia Gresik raih "Industry Leader" dalam ajang IQA 2022

Pewarta: Naufal Ammar Imaduddin

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022