Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh masyarakat menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari berbagai ancaman.
"Saat ini ancaman dan tantangan negara antara lain narkotika, kemiskinan, radikalisme dan terorisme. Bahkan kekerasan dan pornografi juga makin marak dan memprihatinkan. Jadi banyak tugas yang harus kita lakukan untuk menjaga NKRI dari berbagai ancaman tersebut," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, bertepatan dengan Hari Bela Negara, Senin.
Gubernur Khofifah yang saat ini sedang melakukan lawatan ke Kuala Lumpur, Malaysia, menyebut ancaman radikalisme dan terorisme saat ini juga semakin tampak dengan semakin berkembangnya teknologi digital yang menjadikan batas fisik domestik dan internasional kian dekat.
Belum lagi, lanjut dia, keberadaan media sosial yang berpengaruh secara langsung atau tidak terhadap penyebaran ideologi radikal, pornografi, perdagangan narkoba, tindak kriminal terorganisasi dan sebagainya yang dapat melunturkan ketahanan nasional.
Maka dari itu, kata Khofifah, pemerintah bersama-sama dengan masyarakat harus membangun benteng yang kokoh agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga.
Untuk itu, menurutnya, seluruh warga negara harus memiliki semangat, kesadaran dan kemampuan bela negara.
Masyarakat harus mempunyai daya tangkal dan ketangguhan dalam menghadapi situasi global yang semakin berkembang pesat dan kompleks di segala bidang.
Bela negara, tambah Khofifah, merupakan sikap, perilaku, dan tindakan warga negara. Baik secara perorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan keutuhan wilayah, serta keselamatan bangsa dan negara.
"Dasar bela negara itu adalah cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada pancasila sebagai ideologi negara, dan rela berkorban untuk bangsa dan negara," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Saat ini ancaman dan tantangan negara antara lain narkotika, kemiskinan, radikalisme dan terorisme. Bahkan kekerasan dan pornografi juga makin marak dan memprihatinkan. Jadi banyak tugas yang harus kita lakukan untuk menjaga NKRI dari berbagai ancaman tersebut," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, bertepatan dengan Hari Bela Negara, Senin.
Gubernur Khofifah yang saat ini sedang melakukan lawatan ke Kuala Lumpur, Malaysia, menyebut ancaman radikalisme dan terorisme saat ini juga semakin tampak dengan semakin berkembangnya teknologi digital yang menjadikan batas fisik domestik dan internasional kian dekat.
Belum lagi, lanjut dia, keberadaan media sosial yang berpengaruh secara langsung atau tidak terhadap penyebaran ideologi radikal, pornografi, perdagangan narkoba, tindak kriminal terorganisasi dan sebagainya yang dapat melunturkan ketahanan nasional.
Maka dari itu, kata Khofifah, pemerintah bersama-sama dengan masyarakat harus membangun benteng yang kokoh agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga.
Untuk itu, menurutnya, seluruh warga negara harus memiliki semangat, kesadaran dan kemampuan bela negara.
Masyarakat harus mempunyai daya tangkal dan ketangguhan dalam menghadapi situasi global yang semakin berkembang pesat dan kompleks di segala bidang.
Bela negara, tambah Khofifah, merupakan sikap, perilaku, dan tindakan warga negara. Baik secara perorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan keutuhan wilayah, serta keselamatan bangsa dan negara.
"Dasar bela negara itu adalah cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada pancasila sebagai ideologi negara, dan rela berkorban untuk bangsa dan negara," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022