Tim dosen dan mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) membantu meningkatkan potensi perekonomian Desa Kedungudi, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, melalui program Kegiatan Kemandirian Masyarakat (KKM).
"Kegiatan yang kami lakukan dengan menggelar pelatihan peningkatan pengetahuan dan keterampilan kelompok tani tentang diversifikasi produk pangan fungsional," kata ketua tim pengabdian masyarakat Ubaya apt. Alfian Hendra Krisnawan, S.Farm., M.Farm., kepada wartawan di Surabaya, Kamis.
Selain Alfian, kelompok tersebut terdiri Yayon Pamula Mukti, S.TP., M.Eng., dan Faizal Susilo Hadi, S.E., M.SM. yang merupakan dosen Ubaya. Pengabdian kepada masyarakat ini juga turut melibatkan mahasiswa dari berbagai fakultas.
Pelatihan peningkatan pengetahuan kelompok tani tentang diversifikasi produk pangan fungsional merupakan serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) dalam program Kegiatan Kemandirian Masyarakat (KKM).
"Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian desa melalui pemberdayaan masyarakat," ujarnya.
Diadakannya pelatihan ini, kata Alfian, dilatarbelakangi oleh banyaknya produk herbal yang menjadi incaran masyarakat akibat pandemi COVID-19.
"Pandemi mengubah mindset masyarakat untuk memperhatikan dan merawat kesehatan. Oleh karena itu, kami berinisiasi membuat pelatihan ini untuk memberdayakan warga desa membuat produk pangan fungsional dari sumber daya lokal," ujarnya.
Pelatihan ini diikuti oleh kelompok tani Desa Kedungudi yang anggotanya memiliki lahan pertanian. Lahan yang tidak produktif harapannya dimanfaatkan sebagai budidaya tanaman rimpang.
Tanaman rimpang, menurut Alfian, sangat mudah untuk dibudidayakan dan dikembangkan. Sehingga, harapannya kelompok tani dapat memproduksi jahe, kunyit, dan temulawak yang merupakan bahan dasar dari pembuatan pangan fungsional sendiri.
Pelatihan dibawakan oleh Anugerah Dany Priyanto, S.TP., M.P., M.Sc. Pelatihan ini menghasilkan empat aneka produk, yakni stik jahe, serbuk instan jahe, sirup jahe dan teh herbal jahe.
Jahe, kunyit dan temulawak sering dimanfaatkan dalam pembuatan makanan fungsional, karena rimpang tersebut memiliki berbagai macam manfaat yaitu sebagai antioksidan, menjaga daya tahan tubuh, dan meningkatkan imunitas.
Potensi lain yang dapat dikembangkan adalah produk pangan lokal seperti kerupuk samiler dan kopi singkong yang dapat mendukung pertumbuhan pariwisata di Desa Kedungudi.
Mengingat, Desa Kedungudi merupakan salah satu desa di Kecamatan Trawas yang memiliki destinasi wisata yaitu Kedungudi Sky Hill Park yang terletak di Jalan Raya Trawas-Seloliman dan dikelilingi pemandangan sawah dan pegunungan yang memanjakan mata.
Pemberdayaan masyarakat melalui kelompok tani diharapkan dapat meningkatkan daya saing SDM sehingga mampu berinovasi untuk beradaptasi dengan perubahan zaman yang serba digital dan cepat.
"Diversifikasi produk pangan fungsional diharapkan dapat meningkatkan daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Desa Kedungudi dan meningkatkan perekonomian masyarakat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Kegiatan yang kami lakukan dengan menggelar pelatihan peningkatan pengetahuan dan keterampilan kelompok tani tentang diversifikasi produk pangan fungsional," kata ketua tim pengabdian masyarakat Ubaya apt. Alfian Hendra Krisnawan, S.Farm., M.Farm., kepada wartawan di Surabaya, Kamis.
Selain Alfian, kelompok tersebut terdiri Yayon Pamula Mukti, S.TP., M.Eng., dan Faizal Susilo Hadi, S.E., M.SM. yang merupakan dosen Ubaya. Pengabdian kepada masyarakat ini juga turut melibatkan mahasiswa dari berbagai fakultas.
Pelatihan peningkatan pengetahuan kelompok tani tentang diversifikasi produk pangan fungsional merupakan serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) dalam program Kegiatan Kemandirian Masyarakat (KKM).
"Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian desa melalui pemberdayaan masyarakat," ujarnya.
Diadakannya pelatihan ini, kata Alfian, dilatarbelakangi oleh banyaknya produk herbal yang menjadi incaran masyarakat akibat pandemi COVID-19.
"Pandemi mengubah mindset masyarakat untuk memperhatikan dan merawat kesehatan. Oleh karena itu, kami berinisiasi membuat pelatihan ini untuk memberdayakan warga desa membuat produk pangan fungsional dari sumber daya lokal," ujarnya.
Pelatihan ini diikuti oleh kelompok tani Desa Kedungudi yang anggotanya memiliki lahan pertanian. Lahan yang tidak produktif harapannya dimanfaatkan sebagai budidaya tanaman rimpang.
Tanaman rimpang, menurut Alfian, sangat mudah untuk dibudidayakan dan dikembangkan. Sehingga, harapannya kelompok tani dapat memproduksi jahe, kunyit, dan temulawak yang merupakan bahan dasar dari pembuatan pangan fungsional sendiri.
Pelatihan dibawakan oleh Anugerah Dany Priyanto, S.TP., M.P., M.Sc. Pelatihan ini menghasilkan empat aneka produk, yakni stik jahe, serbuk instan jahe, sirup jahe dan teh herbal jahe.
Jahe, kunyit dan temulawak sering dimanfaatkan dalam pembuatan makanan fungsional, karena rimpang tersebut memiliki berbagai macam manfaat yaitu sebagai antioksidan, menjaga daya tahan tubuh, dan meningkatkan imunitas.
Potensi lain yang dapat dikembangkan adalah produk pangan lokal seperti kerupuk samiler dan kopi singkong yang dapat mendukung pertumbuhan pariwisata di Desa Kedungudi.
Mengingat, Desa Kedungudi merupakan salah satu desa di Kecamatan Trawas yang memiliki destinasi wisata yaitu Kedungudi Sky Hill Park yang terletak di Jalan Raya Trawas-Seloliman dan dikelilingi pemandangan sawah dan pegunungan yang memanjakan mata.
Pemberdayaan masyarakat melalui kelompok tani diharapkan dapat meningkatkan daya saing SDM sehingga mampu berinovasi untuk beradaptasi dengan perubahan zaman yang serba digital dan cepat.
"Diversifikasi produk pangan fungsional diharapkan dapat meningkatkan daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Desa Kedungudi dan meningkatkan perekonomian masyarakat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022