Sidoarjo - Sebanyak 3,1 persen bayi di bawah lima tahun (balita) yang ada di seluruh wilayah Sidoarjo masuk dalam kategori di bawah garis merah atau masuk dalam golongan kekurangan gizi.
Kepala Seksi (Kasi) Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Sri Andari, Rabu, mengatakan 3,1 persen balita tersebut sudah masuk dalam wilayah kekurangan gizi, namun belum sampai pada tahapan gizi buruk.
"Saat ini jumlah balita di Kabupaten Sidoarjo sebanyak 140 ribu dan sebanyak 3,1 persen mengalami gizi buruk," katanya.
Ia mengemukakan, jumlah tersebut merupakan data pada tahun 2010 yakni dari 2.150 Balita yang mendapatkan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) dari pemerintah, hanya sekitar 1.100 saja yang terlayani melalui anggaran dan pendapatan belanja daerah (APBD).
“Itupun yang masuk dalam prioritas bagi warga miskin (Gakin). Sedangkan untuk tahun 2011 ini, yang masuk dalam garis merah sekitar 1.900 Balita dan yang mendapatkan PMT dengan prioritas gakin, hanya sekitar 700 Balita saja," katanya.
Menurutnya, jika ada indikasi balita yang kurang gizi, pihaknya meminta kepada masyarakat supaya balita tersebut segera ditangani dengan cepat, dibawa ke pos pelayanan terpadu (posyandu) terdekat untuk dilakukan pemeriksaan.
"Saya juga meminta kepada ibu untuk memberi asupan makanan sehat bagi anak-anak dan balita, serta menjaga dan mempertahankan lingkungan sehat di wilayah masing-masing," katanya meminta.
Oleh karena itu, kata dia, tujuan dibentuknya posyandu adalah untuk menyehatkan kaum ibu dan anak melalui pemberian makanan tambahan yang bergizi, dan sehat.
“Keberadaan posyandu harus betul-betul dimanfaatkan dan dioptimalkan, karena merupakan kegiatan yang sangat positif dan harus dikembangkan," katanya.
Menurutnya, status gizi itu pada dasarnya adalah keadaan keseimbangan, antara asupan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan tubuh untuk pertumbuhan, terutama untuk anak balita.
Adapun ukuran yang digunakan dalam menentukan status gizi adalah berat badan dan juga tinggi badan yang didasarkan pada umur.
"Namun ukuran berat badan tidak dominan dengan berat badan, bagaimana dengan balita yang kekurangan gizi. Antara usia dan pertumbuhan badan tidak bisa seimbang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011