Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kota Probolinggo, Jawa Timur, Fitriawati mengatakan kegiatan pelatihan bordir batik digelar untuk meningkatkan daya saing Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kota Probolinggo.
DKUPP menggelar pelatihan baju batik bordir yang diikuti sebanyak 30 peserta terdiri dari 18 orang dari Sentra Batik Baremi dan 12 orang dari sentra batik tersebar di lima kecamatan yang digelar di aula Orin Resto & Hall Kota Probolinggo, Kamis.
"Pemerintah Kota Probolinggo terus mendukung dan menyediakan fasilitas untuk pengembangan dan meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk di dalam sentra IKM," kata Fitriawati di kota setempat.
Menurutnya, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri bahwa penguatan kapasitas kelembagaan sangat penting untuk mewujudkan IKM yang berdaya saing.
"Batik merupakan wujud dari hasil cipta dan karya seni yang diekspresikan pada desain motif kain, pakaian, sarung, dan kain dekoratif lainnya," tuturnya.
Sejalan dengan berkembangnya nilai-nilai sosial dan budaya bangsa Indonesia, lanjut dia, batik menjadi hasil karya seni yang terus tumbuh dan berkembang, bahkan pada saat ini telah menjadi kekayaan nasional yang sangat bernilai.
"Dengan meningkatkan keterampilan menjahit tentu diharapkan para perajin kain batik bisa lebih mempunyai nilai jual ekonomis lebih tinggi, sehingga bisa meningkatkan perekonomian baik pribadi ataupun wilayah sekitarnya," katanya.
Ia mengatakan tambahan bordir batik pasti akan memberikan sesuatu yang berbeda, sehingga diharapkan usaha di bidang bordir ditambah dengan batik khas Probolinggo semakin diminati oleh banyak orang.
"Kegiatan pelatihan akan terus dilaksanakan agar bisa meningkatkan keterampilan para pelaku IKM di Kota Probolinggo. Kota Probolinggo telah memiliki Rumah Batik, sehingga bisa diharapkan batik Kota Probolinggo lebih terkenal," ujar Fitriawati. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
DKUPP menggelar pelatihan baju batik bordir yang diikuti sebanyak 30 peserta terdiri dari 18 orang dari Sentra Batik Baremi dan 12 orang dari sentra batik tersebar di lima kecamatan yang digelar di aula Orin Resto & Hall Kota Probolinggo, Kamis.
"Pemerintah Kota Probolinggo terus mendukung dan menyediakan fasilitas untuk pengembangan dan meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk di dalam sentra IKM," kata Fitriawati di kota setempat.
Menurutnya, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri bahwa penguatan kapasitas kelembagaan sangat penting untuk mewujudkan IKM yang berdaya saing.
"Batik merupakan wujud dari hasil cipta dan karya seni yang diekspresikan pada desain motif kain, pakaian, sarung, dan kain dekoratif lainnya," tuturnya.
Sejalan dengan berkembangnya nilai-nilai sosial dan budaya bangsa Indonesia, lanjut dia, batik menjadi hasil karya seni yang terus tumbuh dan berkembang, bahkan pada saat ini telah menjadi kekayaan nasional yang sangat bernilai.
"Dengan meningkatkan keterampilan menjahit tentu diharapkan para perajin kain batik bisa lebih mempunyai nilai jual ekonomis lebih tinggi, sehingga bisa meningkatkan perekonomian baik pribadi ataupun wilayah sekitarnya," katanya.
Ia mengatakan tambahan bordir batik pasti akan memberikan sesuatu yang berbeda, sehingga diharapkan usaha di bidang bordir ditambah dengan batik khas Probolinggo semakin diminati oleh banyak orang.
"Kegiatan pelatihan akan terus dilaksanakan agar bisa meningkatkan keterampilan para pelaku IKM di Kota Probolinggo. Kota Probolinggo telah memiliki Rumah Batik, sehingga bisa diharapkan batik Kota Probolinggo lebih terkenal," ujar Fitriawati. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022