Dinas Kesehatan Kota Kediri mengungkapkan bahwa temuan kasus Tuberkulosis (TBC) di Kota Kediri hingga akhir bulan Oktober 2022 mencapai 815 penderita.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dokter Fauzan Adima mengemukakan temuan 815 penderita tersebut cukup banyak.
"Jumlah ini bisa terus bertambah hingga akhir tahun. Semakin banyak temuan penderita, akan membuktikan kinerja dari kader kilisuci," katanya di Kediri, Selasa.
Ia juga menjelaskan dari 815 penderita TBC yang ditemukan di Kota Kediri, sekitar 80 persen kasus atau 652 penderita TBC telah mendapatkan pengobatan yang intensif selama enam bulan dan telah dinyatakan sembuh, sedangkan sisanya masih harus menjalani pengobatan rutin selama enam bulan.
"Memang untuk pengobatan penderita TBC, pasien harus mengonsumsi obat secara teratur selama enam bulan, agar bakteri Mycobacterium Tuberculosis benar-benar mati," tutur dia.
Pihaknya telah membentuk kader kilisuci sebagai ujung tombak yang akan bergerak dan bergerilya menganalisa, menemukan dan memantau penderita TBC di Kota Kediri.
Dinas Kesehatan Kota Kediri berharap dengan keterlibatan aktif kader kilisuci dapat menemukan lebih banyak lagi penderita TBC demi menuntaskan dan memutus penyebaran TBC di Kota Kediri.
Kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia saat ini masih menjadi perhatian khusus bagi pemerintah, termasuk Pemerintah Kota Kediri. Jumlah ditemukan nya kasus TBC di Indonesia saat ini masih menjadi temuan kasus terbesar ke-3 di dunia.
Menurut dia, keterlibatan kader juga sangat penting, terlebih lagi dalam fase pemulihan bagi pasien yang dinyatakan sakit TBC.
"Pada fase pengobatan ini kader juga memiliki peran yang cukup penting demi mendukung kesembuhan pasien TBC," ucap dia.
Ia juga berharap peran aktif kader tersebut mampu semakin dini menemukan pasien, sehingga yang bersangkutan mendapatkan perawatan lebih dini.
"Pemkot Kediri tidak akan mampu bekerja sendiri untuk menemukan dan memantau pasien TBC. Saya ucapkan terimakasih kepada para kader kilisuci yang sudah menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab," ujarnya.
Dinkes Kediri menggelar bimbingan teknis kepada 1.870 kader kilisuci yang telah dipilih Dinas Kesehatan Kota Kediri. Mereka secara bergilir diberikan ilmu dan wawasan tentang TBC, baik itu cara mengenalinya, pengobatan hingga pencegahan penyebaran TBC secara bergantian.
Bimbingan dan teknis program TBC tersebut yang rencananya akan dilaksanakan selama tiga hari, mulai 8 hingga 10 November 2022.
Selain sebagai upaya membekali ilmu dan pengetahuan kader kilisuci, bimbingan dan teknis program TBC ini juga sebagai salah satu rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 yang jatuh pada tanggal 12 November 2022.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dokter Fauzan Adima mengemukakan temuan 815 penderita tersebut cukup banyak.
"Jumlah ini bisa terus bertambah hingga akhir tahun. Semakin banyak temuan penderita, akan membuktikan kinerja dari kader kilisuci," katanya di Kediri, Selasa.
Ia juga menjelaskan dari 815 penderita TBC yang ditemukan di Kota Kediri, sekitar 80 persen kasus atau 652 penderita TBC telah mendapatkan pengobatan yang intensif selama enam bulan dan telah dinyatakan sembuh, sedangkan sisanya masih harus menjalani pengobatan rutin selama enam bulan.
"Memang untuk pengobatan penderita TBC, pasien harus mengonsumsi obat secara teratur selama enam bulan, agar bakteri Mycobacterium Tuberculosis benar-benar mati," tutur dia.
Pihaknya telah membentuk kader kilisuci sebagai ujung tombak yang akan bergerak dan bergerilya menganalisa, menemukan dan memantau penderita TBC di Kota Kediri.
Dinas Kesehatan Kota Kediri berharap dengan keterlibatan aktif kader kilisuci dapat menemukan lebih banyak lagi penderita TBC demi menuntaskan dan memutus penyebaran TBC di Kota Kediri.
Kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia saat ini masih menjadi perhatian khusus bagi pemerintah, termasuk Pemerintah Kota Kediri. Jumlah ditemukan nya kasus TBC di Indonesia saat ini masih menjadi temuan kasus terbesar ke-3 di dunia.
Menurut dia, keterlibatan kader juga sangat penting, terlebih lagi dalam fase pemulihan bagi pasien yang dinyatakan sakit TBC.
"Pada fase pengobatan ini kader juga memiliki peran yang cukup penting demi mendukung kesembuhan pasien TBC," ucap dia.
Ia juga berharap peran aktif kader tersebut mampu semakin dini menemukan pasien, sehingga yang bersangkutan mendapatkan perawatan lebih dini.
"Pemkot Kediri tidak akan mampu bekerja sendiri untuk menemukan dan memantau pasien TBC. Saya ucapkan terimakasih kepada para kader kilisuci yang sudah menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab," ujarnya.
Dinkes Kediri menggelar bimbingan teknis kepada 1.870 kader kilisuci yang telah dipilih Dinas Kesehatan Kota Kediri. Mereka secara bergilir diberikan ilmu dan wawasan tentang TBC, baik itu cara mengenalinya, pengobatan hingga pencegahan penyebaran TBC secara bergantian.
Bimbingan dan teknis program TBC tersebut yang rencananya akan dilaksanakan selama tiga hari, mulai 8 hingga 10 November 2022.
Selain sebagai upaya membekali ilmu dan pengetahuan kader kilisuci, bimbingan dan teknis program TBC ini juga sebagai salah satu rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 yang jatuh pada tanggal 12 November 2022.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022