Parade Surabaya Juang sukses digelar kembali oleh Pemerintah Kota Surabaya pada Minggu, (6/11).
Ribuan warga Surabaya memenuhi sepanjang rute parade heroik itu, mulai dari Jalan Pahlawan, Kramat Gantung, Gemblongan, Tunjungan, Yos Sudarso hingga depan Balai Kota Surabaya. Tahun depan, parade heroik itu dipastikan akan lebih meriah karena even besar ini sudah bersiap menjadi even nasional tahun depan.
Selain Parade Surabaya Juang, Festival Rujak Uleg juga bersiap menjadi agenda nasional. Dua even ini sudah dilakukan proses panjang dan proses kurasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Pusat.
Jika sudah masuk even nasional maka tentu promosi lebih meluas dan para pengunjung lebih banyak dari berbagai daerah.
"Jadi, di Surabaya itu ada dua even yang ditarik ke nasional, yaitu Parade Surabaya Juang dan Rujak Uleg. Kalau Parade Surabaya Juang ini kan tidak dimiliki oleh daerah lainnya di Indonesia, dan hanya dimiliki oleh daerah yang mendapatkan julukan Kota Pahlawan," kata Kepala Dinas Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya Wiwiek Widayati seusai parade.
Menurut dia, sebelum dua even ini ditarik menjadi nasional, Pemkot Surabaya mengikuti sistem kurasi dari Pemerintah Pusat. Kala itu, semua kabupaten dan kota di Indonesia mengirimkan even-evennya, lalu dilakukan kurasi.
"Nah, yang masuk ke nasional dari Kota Surabaya adalah dua even itu," kata dia.
Makanya, kata dia, pada tahun 2023, Parade Surabaya Juang itu akan lebih meriah karena promosi acara ini juga akan di-support pusat sehingga menjadi daya tarik para wisatawan untuk hadir dan menyaksikannya.
"Tentunya, ini akan memperkokoh dan semakin menguatkan bahwa even ini tidak ada di daerah lain, selain di Kota Pahlawan," ujar dia.
Selain itu, Wiwiek juga menjelaskan bahwa dua even nasional dari Surabaya ini akan menjadi komoditas bisnis di Kota Pahlawan. Sebab, ketika even ini ditarik ke nasional, berarti jangkauan penonton dan pengunjungnya akan semakin luas yang otomatis mengangkat perekonomian setempat.
"Ini salah satu cara kami untuk mendatangkan para wisatawan berkunjung ke sini. Semoga juga menjadi pelecut semangat kami untuk terus berkreasi dalam menggelar Parade Surabaya Juang serta Festival Rujak Uleg ke depannya," kata Wiwiek.
Filosofi Parade Juang
Tahun ini, Parade Surabaya Juang diikuti oleh 3.500 peserta. Para peserta terdiri dari prajurit TNI, Polri, perangkat daerah di lingkup Pemkot Surabaya, berbagai komunitas sejarah dan pemuda, serta organisasi kemasyarakatan.
Dalam parade tersebut, Wali Kota Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji beserta jajaran Forkopimda menunggangi kuda. Hal ini menjadi pembeda pagelaran Parade Surabaya Juang tahun ini. Biasanya, Wali Kota dan Wakil Wali Kota menaiki tank Anoa dalam even sama.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri menjelaskan filosofi dari acara Parade Surabaya Juang. Menurutnya, pada 10 November lalu, para pahlawan sudah mengajarkan kepada semuanya untuk berjuang merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan itu tanpa melihat suku, ras, dan agamanya.
Oleh karena itu, Kota Surabaya dengan budaya “Arek” nya, maka diharapkan akan bisa merebut kemerdekaan Surabaya dari kemiskinan, dari kebodohan, dan pengangguran. Hal itu bisa diwujudkan kalau pemerintah dengan masyarakatnya berjuang bersama-sama.
"Kalau kita berjuang bersama, pasti bisa merebut kemerdekaan itu, jangan berjuang hanya di satu sisi. Jadi sebenarnya, inti acara hari ini adalah kita ingin mengembalikan semangat kepahlawanan di hari kita semuanya. Itulah hikmah dan filosofi acara hari ini," ujar dia.
Makanya, ia pun berharap semangat kepahlawanan itu bisa terus membara di hati Arek-Arek Suraboyo. Bahkan, ia juga mengajak untuk menjadikan Surabaya menjadi kota yang baldatun toyyibatun warobbun ghafur. “Kita harus terus kobarkan semangat kepahlawanan itu di hati Arek-Arek Suroboyo," katanya.
Demi mengobarkan semangat kepahlawanan, Pemkot Surabaya menggelar serangkaian acara di Hari Pahlawan tahun ini. Setelah acara Parade Surabaya Juang, lalu dilanjutkan dengan tabur bunga di Makam Bung Tomo, Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa, Makam Wr. Soepratman, dan Taman Makam Pahlawan Mayjen Sungkono.
"Selanjutnya pada 10 November, kami menggelar upacara di halaman Balai Kota Surabaya. Di situ nanti akan ada pertunjukan musikal kolaborasi yang dilanjutkan dengan penampilan drum band," ujar dia.
Kemudian pada malam harinya, Pemkot Surabaya akan menggelar istighosah bersama Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf atau Habib Syech di Lapangan Monumen Tugu Pahlawan.
Surabaya Bersholawat itu untuk berdoa agar semangat pejuang, semangat 10 November dan Hari Pahlawan tetap berada di hati warga Kota Surabaya. “Sehingga Surabaya ke depan bisa merdeka seluruhnya,” tutur Cak Eri, sapaan akrabnya. (ADV)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Ribuan warga Surabaya memenuhi sepanjang rute parade heroik itu, mulai dari Jalan Pahlawan, Kramat Gantung, Gemblongan, Tunjungan, Yos Sudarso hingga depan Balai Kota Surabaya. Tahun depan, parade heroik itu dipastikan akan lebih meriah karena even besar ini sudah bersiap menjadi even nasional tahun depan.
Selain Parade Surabaya Juang, Festival Rujak Uleg juga bersiap menjadi agenda nasional. Dua even ini sudah dilakukan proses panjang dan proses kurasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Pusat.
Jika sudah masuk even nasional maka tentu promosi lebih meluas dan para pengunjung lebih banyak dari berbagai daerah.
"Jadi, di Surabaya itu ada dua even yang ditarik ke nasional, yaitu Parade Surabaya Juang dan Rujak Uleg. Kalau Parade Surabaya Juang ini kan tidak dimiliki oleh daerah lainnya di Indonesia, dan hanya dimiliki oleh daerah yang mendapatkan julukan Kota Pahlawan," kata Kepala Dinas Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya Wiwiek Widayati seusai parade.
Menurut dia, sebelum dua even ini ditarik menjadi nasional, Pemkot Surabaya mengikuti sistem kurasi dari Pemerintah Pusat. Kala itu, semua kabupaten dan kota di Indonesia mengirimkan even-evennya, lalu dilakukan kurasi.
"Nah, yang masuk ke nasional dari Kota Surabaya adalah dua even itu," kata dia.
Makanya, kata dia, pada tahun 2023, Parade Surabaya Juang itu akan lebih meriah karena promosi acara ini juga akan di-support pusat sehingga menjadi daya tarik para wisatawan untuk hadir dan menyaksikannya.
"Tentunya, ini akan memperkokoh dan semakin menguatkan bahwa even ini tidak ada di daerah lain, selain di Kota Pahlawan," ujar dia.
Selain itu, Wiwiek juga menjelaskan bahwa dua even nasional dari Surabaya ini akan menjadi komoditas bisnis di Kota Pahlawan. Sebab, ketika even ini ditarik ke nasional, berarti jangkauan penonton dan pengunjungnya akan semakin luas yang otomatis mengangkat perekonomian setempat.
"Ini salah satu cara kami untuk mendatangkan para wisatawan berkunjung ke sini. Semoga juga menjadi pelecut semangat kami untuk terus berkreasi dalam menggelar Parade Surabaya Juang serta Festival Rujak Uleg ke depannya," kata Wiwiek.
Filosofi Parade Juang
Tahun ini, Parade Surabaya Juang diikuti oleh 3.500 peserta. Para peserta terdiri dari prajurit TNI, Polri, perangkat daerah di lingkup Pemkot Surabaya, berbagai komunitas sejarah dan pemuda, serta organisasi kemasyarakatan.
Dalam parade tersebut, Wali Kota Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji beserta jajaran Forkopimda menunggangi kuda. Hal ini menjadi pembeda pagelaran Parade Surabaya Juang tahun ini. Biasanya, Wali Kota dan Wakil Wali Kota menaiki tank Anoa dalam even sama.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri menjelaskan filosofi dari acara Parade Surabaya Juang. Menurutnya, pada 10 November lalu, para pahlawan sudah mengajarkan kepada semuanya untuk berjuang merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan itu tanpa melihat suku, ras, dan agamanya.
Oleh karena itu, Kota Surabaya dengan budaya “Arek” nya, maka diharapkan akan bisa merebut kemerdekaan Surabaya dari kemiskinan, dari kebodohan, dan pengangguran. Hal itu bisa diwujudkan kalau pemerintah dengan masyarakatnya berjuang bersama-sama.
"Kalau kita berjuang bersama, pasti bisa merebut kemerdekaan itu, jangan berjuang hanya di satu sisi. Jadi sebenarnya, inti acara hari ini adalah kita ingin mengembalikan semangat kepahlawanan di hari kita semuanya. Itulah hikmah dan filosofi acara hari ini," ujar dia.
Makanya, ia pun berharap semangat kepahlawanan itu bisa terus membara di hati Arek-Arek Suraboyo. Bahkan, ia juga mengajak untuk menjadikan Surabaya menjadi kota yang baldatun toyyibatun warobbun ghafur. “Kita harus terus kobarkan semangat kepahlawanan itu di hati Arek-Arek Suroboyo," katanya.
Demi mengobarkan semangat kepahlawanan, Pemkot Surabaya menggelar serangkaian acara di Hari Pahlawan tahun ini. Setelah acara Parade Surabaya Juang, lalu dilanjutkan dengan tabur bunga di Makam Bung Tomo, Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa, Makam Wr. Soepratman, dan Taman Makam Pahlawan Mayjen Sungkono.
"Selanjutnya pada 10 November, kami menggelar upacara di halaman Balai Kota Surabaya. Di situ nanti akan ada pertunjukan musikal kolaborasi yang dilanjutkan dengan penampilan drum band," ujar dia.
Kemudian pada malam harinya, Pemkot Surabaya akan menggelar istighosah bersama Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf atau Habib Syech di Lapangan Monumen Tugu Pahlawan.
Surabaya Bersholawat itu untuk berdoa agar semangat pejuang, semangat 10 November dan Hari Pahlawan tetap berada di hati warga Kota Surabaya. “Sehingga Surabaya ke depan bisa merdeka seluruhnya,” tutur Cak Eri, sapaan akrabnya. (ADV)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022