Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Magetan menggandeng Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Pemuda Lintas Agama (PELITA) setempat guna mencegah munculnya politik identitas SARA yang rawan terjadi pada perhelatan Pemilihan Umum 2024.

Ketua Bawaslu Magetan Hendrad Subyakto mengatakan sebagai penyelenggara pemilu yang bertugas sebagai penegak hukum dan pengawas Pemilu, Bawaslu setempat merangkul para tokoh lintas agama untuk bersama-sama menyukseskan dan mewujudkan Pemilu erkualitas.

"Dalam melaksanakan tugas sebagai pengawas pemilu, Bawaslu menggandeng semua stakeholder organisasi kemasyarakatan yang ada di Magetan, tak terkecuali tokoh-tokoh lintas agama yang tergabung dalam FKUB dan Pemuda Lintas Agama (PELITA)," ujar Hendrad di Magetan, Minggu.

Menurut dia, ada banyak potensi konflik yang mengkhawatirkan sehingga perlu dilaksanakan pencegahan sejak dini demi kelancaran Pemilu 2024, antara lain keberadaan praktik politik identitas SARA dan politik uang.

Dengan adanya silahturahim dengan pihak-pihak ormas tersebut diharapkan ada formasi kerja sama tepat antara Bawaslu dan tokoh-tokoh lintas agama untuk meminimalisasi permasalahan yang berpotensi terjadi pada Pemilu mendatang.

Adapun, politik identitas adalah alat politik yang digunakan oleh suatu kelompok tertentu seperti etnis, suku, budaya, agama, atau yang lainnya untuk maksud tertentu, misalnya sebagai bentuk perlawanan ataupun sebagai alat untuk menunjukkan jati diri suatu kelompok tersebut secara ekstrem.

Upaya tersebut bertujuan untuk mendapat dukungan dari orang-orang yang merasa "sama", baik secara ras, agama, maupun elemen perekat lainnya.

Pihak Bawaslu Magetan terus mengantisipasi potensi kerawanan konflik politik tersebut dengan melibatkan ormas lainnya guna menciptakan tahapan Pemilu 2024 aman dan damai.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022