Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengenang sosok almarhum K.H. Sholahudin Wahid yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang dan meyakinkan bahwa legacy atau warisannya akan terus dilanjutkan.
"Kami hadir mewakili Ibu Gubernur dan kami di Jatim bangga memiliki sosok seperti almarhum (Gus Sholah) dan legacy beliau insha Allah akan terus kita lanjutkan dalam perjalanan kami di Jawa Timur dan siapapun yang nanti akan meneruskan," kata Emil dalam rilis yang diterima, Minggu.
Ia juga menuturkan rasa kehilangan yang mendalam, sebab Gus Sholah merupakan orang tua bagi Gubernur Khofifah dan dirinya yang terus mengawal baik sebelum maupun sampai saat memimpin Jawa Timur.
"Setelah kami dipilih dan sebelum kami dilantik, Bu Khofifah mengatakan bahwa nanti kami bertugas pasti sibuk sendiri-sendiri, tapi kita harus punya orang tua yang sama. Itu yang disebut di antaranya ya Gus Sholah ini," kata Emil.
Ia menambahkan dirinya juga merasa kehilangan, namun tetap tersambung dalam doa.
"Tentu bukan hanya kehilangan namun amat sangat kehilangan. 1.000 hari sudah berlalu, tidak terasa. Rasanya masih kemarin keluar Tol Jombang ke Tebuireng dan berdiskusi berbagai macam dengan almarhum, kami sangat kangen, tapi hari ini inshallah kita tersambung dengan doa," kata dia.
Emil juga mengungkapkan perhatian dari sosok Gus Sholah kepada Gubernur Khofifah dan dirinya. Ia ingat pesan Gus Sholah saat itu.
"Beliau sangat spesifik dan perhatian terhadap kami dan beliau juga selalu mengingatkan bahwa bukan hanya soal menang tapi juga menjabat dengan baik," ujarnya.
Seorang santri dari Gus Sholah, dirinya juga akan terus menjalankan apa yang menjadi ajaran dan nasihat dari Gus Sholah.
"Suatu kehormatan, saya merasa sangat bahagia disebut sebagai santri beliau, tugas saya bukan hanya menjalankan apa yang menjadi ajaran dan wejangan, tapi juga terus mendoakan kiai nya," kata dia.
Emil juga berharap kepada seluruh masyarakat yang mengenang sosok Gus Sholah untuk selalu ingat akan perjuangan beliau dan meneruskan apa yang menjadi cita-cita beliau.
"Mudah-mudahan beliau selalu mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT serta semua keluarga yang ditinggalkan terus dapat meneruskan legacy dan cita-cita beliau, juga diberikan kebahagiaan dan kesehatan," kata dia.
Wagub Emil hadir dalam acara 1.000 hari wafatnya K.H. Salahudin Wahid di Halaman Rumah Sakit Hasyim Asy'ari Tebuireng, Kabupaten Jombang. Hadir juga dalam acara itu Menko Polhukam RI Mahfud MD.
Menko Polhukam RI Mahfud MD mengatakan banyak pelajaran hidup yang dapat diambil dari perjalanan hidup Gus Sholah.
"Beliau punya konsistensi di dalam perjuangan. Semua orang pasti punya ide, tapi Gus Sholah punya ide dan selalu konsisten dalam menjalankannya. Beliau adalah teladan bagi generasi selanjutnya dan bagi kita semua. Kita contoh beliau, insya Allah Indonesia akan baik," kata Mahfud.
Gus Sholah adalah putra ketiga dari pasangan K.H. Wahid Hasyim dengan Nyai Sholichah. Ia merupakan adik kandung dari mantan Presiden RI ke-4, K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Selain itu, Gus Sholah juga merupakan seorang aktivis dan politisi. Ia pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada masa awal reformasi 1998.
Gus Sholah juga merupakan tokoh HAM. Salah satu peran pentingnya adalah ikut serta dalam meredam konflik Ambon-Poso dan menjadi tokoh lintas agama.
Turut hadir dalam agenda tersebut, seluruh keluarga besar Gus Sholah khususnya Nyai Hj. Faridah Salahudin Wahid, Pengasuh PP. Tebuireng Jombang K.H. Abdul Hakim Mahfudz, Putri Kedua Gus Dur Hj Yenny Wahid, Wakil Bupati Jombang Sumrambah, dan tamu undangan lainnya.
Acara itu digelar dengan tahlil dan doa bersama.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Kami hadir mewakili Ibu Gubernur dan kami di Jatim bangga memiliki sosok seperti almarhum (Gus Sholah) dan legacy beliau insha Allah akan terus kita lanjutkan dalam perjalanan kami di Jawa Timur dan siapapun yang nanti akan meneruskan," kata Emil dalam rilis yang diterima, Minggu.
Ia juga menuturkan rasa kehilangan yang mendalam, sebab Gus Sholah merupakan orang tua bagi Gubernur Khofifah dan dirinya yang terus mengawal baik sebelum maupun sampai saat memimpin Jawa Timur.
"Setelah kami dipilih dan sebelum kami dilantik, Bu Khofifah mengatakan bahwa nanti kami bertugas pasti sibuk sendiri-sendiri, tapi kita harus punya orang tua yang sama. Itu yang disebut di antaranya ya Gus Sholah ini," kata Emil.
Ia menambahkan dirinya juga merasa kehilangan, namun tetap tersambung dalam doa.
"Tentu bukan hanya kehilangan namun amat sangat kehilangan. 1.000 hari sudah berlalu, tidak terasa. Rasanya masih kemarin keluar Tol Jombang ke Tebuireng dan berdiskusi berbagai macam dengan almarhum, kami sangat kangen, tapi hari ini inshallah kita tersambung dengan doa," kata dia.
Emil juga mengungkapkan perhatian dari sosok Gus Sholah kepada Gubernur Khofifah dan dirinya. Ia ingat pesan Gus Sholah saat itu.
"Beliau sangat spesifik dan perhatian terhadap kami dan beliau juga selalu mengingatkan bahwa bukan hanya soal menang tapi juga menjabat dengan baik," ujarnya.
Seorang santri dari Gus Sholah, dirinya juga akan terus menjalankan apa yang menjadi ajaran dan nasihat dari Gus Sholah.
"Suatu kehormatan, saya merasa sangat bahagia disebut sebagai santri beliau, tugas saya bukan hanya menjalankan apa yang menjadi ajaran dan wejangan, tapi juga terus mendoakan kiai nya," kata dia.
Emil juga berharap kepada seluruh masyarakat yang mengenang sosok Gus Sholah untuk selalu ingat akan perjuangan beliau dan meneruskan apa yang menjadi cita-cita beliau.
"Mudah-mudahan beliau selalu mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT serta semua keluarga yang ditinggalkan terus dapat meneruskan legacy dan cita-cita beliau, juga diberikan kebahagiaan dan kesehatan," kata dia.
Wagub Emil hadir dalam acara 1.000 hari wafatnya K.H. Salahudin Wahid di Halaman Rumah Sakit Hasyim Asy'ari Tebuireng, Kabupaten Jombang. Hadir juga dalam acara itu Menko Polhukam RI Mahfud MD.
Menko Polhukam RI Mahfud MD mengatakan banyak pelajaran hidup yang dapat diambil dari perjalanan hidup Gus Sholah.
"Beliau punya konsistensi di dalam perjuangan. Semua orang pasti punya ide, tapi Gus Sholah punya ide dan selalu konsisten dalam menjalankannya. Beliau adalah teladan bagi generasi selanjutnya dan bagi kita semua. Kita contoh beliau, insya Allah Indonesia akan baik," kata Mahfud.
Gus Sholah adalah putra ketiga dari pasangan K.H. Wahid Hasyim dengan Nyai Sholichah. Ia merupakan adik kandung dari mantan Presiden RI ke-4, K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Selain itu, Gus Sholah juga merupakan seorang aktivis dan politisi. Ia pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada masa awal reformasi 1998.
Gus Sholah juga merupakan tokoh HAM. Salah satu peran pentingnya adalah ikut serta dalam meredam konflik Ambon-Poso dan menjadi tokoh lintas agama.
Turut hadir dalam agenda tersebut, seluruh keluarga besar Gus Sholah khususnya Nyai Hj. Faridah Salahudin Wahid, Pengasuh PP. Tebuireng Jombang K.H. Abdul Hakim Mahfudz, Putri Kedua Gus Dur Hj Yenny Wahid, Wakil Bupati Jombang Sumrambah, dan tamu undangan lainnya.
Acara itu digelar dengan tahlil dan doa bersama.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022