Staf Humas dan Protokoler Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Umar Syaroni, M Med Kom CPSP dinobatkan sebagai "Pemuda Inspirator Kampus Merah Putih Untag Surabaya" karena dianggap menjadi panutan dan inspirasi bagi pemuda Indonesia . 

"Saya tidak menyangka dapat penghargaan ini, jadi rasanya campur aduk. Terharu dan bangga bisa sampai di titik ini," kata Umar di Surabaya, Minggu.

Umar menceritakan, dahulu dirinya pernah mendapat diskriminasi di bidang pendidikan. Diskriminasi itu memotivasinya untuk bisa berprestasi dan mencapai mimpi setinggi-tingginya.

"Saya ditolak oleh beberapa sekolah dan universitas. Begitu juga saat mengikuti berbagai lomba dan kegiatan. Dari situ saya berharap bisa menyebarkan kesadaran bahwa penyandang disabilitas juga punya kesempatan dan potensi yang sama," ujarnya

Menurut Umar, pemuda Indonesia perlu memahami proses Sumpah Pemuda sebagai indikator perjuangan kesuksesan prestasi. Ditunjang dengan kepercayaan diri, pemuda Indonesia wajib yang berjiwa pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan memiliki pandangan visioner, untuk berjuang bagi bangsa dan negara.

“Kepercayaan diri menurut saya itu lahir dari penerimaan diri. Jadi yang saya lakukan adalah menerima kekurangan dan kelebihan saya. Kekurangan itu tidak lantas saya hilangkan, tapi saya tutupi dengan kelebihan saya,'' katanya.

"Yang utama adalah lihat ke depan dan ke belakang. Lihatlah ke depan bahwa kita masih punya masa depan dan peluang yang akan datang. Lihatlah ke belakang, artinya kita sudah melangkah sejauh ini, jadi tidak ada alasan untuk menyerah,” ujarnya. 

Sementara itu, Ketua YPTA Surabaya, J.Subekti, S.H., M.M menyatakan tujuan diberikannya penghargaan itu diberikan agar Civitas Untag Surabaya dapat menjadi panutan dan inspirasi bagi pemuda-pemuda Indonesia . 

"Itulah sebabnya kami memunculkan seorang pemuda bernama Umar dengan prestasi akademik dan prestasi kerja. Dengan harapan ini tidak hanya menjadi satu mercusuar Untag Surabaya, namun bisa menular ke seluruh Indonesia, khususnya menjadi bagi PTS di bahwa memotivasi seorang pemuda menjadi hal yang penting," ujarnya

Umar, lanjut Bekti, memiliki segudang prestasi. Setelah lulus sarjana di Untag Surabaya dengan mendapat predikat lulusan terbaik, Umar mengabdikan diri menjadi humas dan protokoler pada almamaternya. 

Penyandang tunadaksa di bagian kedua tangannya ini juga merupakan Awardee Beasiswa Afirmasi Penyandang Disabilitas Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan baru saja berhasil mentas merampungkan pendidikan masternya di Universitas Airlangga Surabaya.  

Bekti menyatakan perlunya dukungan lingkungan kampus ramah disabilitas juga menjadi  poin utama. Untag Surabaya mulai menyesuaikan infrastruktur yakni akses jalan yang menghubungkan antar gedung, tombol lift timbul, dan toilet yang dilengkapi besi pegangan untuk mempermudah teman teman disabilitas.

“Dengan adanya program ramah disabilitas itulah, merupakan sebuah usaha Untag Surabaya agar tidak menjadi kampus yang mendiskriminasi teman teman kita yang kebetulan tidak sesempurna kita. Untuk teman teman yang seperti itu juga harus mendapatkan fasilitas yang layak,” kata dia.

Dikalungkannya selempang bertajuk “Pemuda Inspirator Kampus Merah Putih Untag Surabaya”  kepada Umar juga merupakan bentuk inisiatif positif Untag Surabaya guna menjadi tonggak gagasan bagi para pemuda.

"Seluruh pemuda Indonesia itu harus punya semangat yang dimiliki oleh Umar, seorang difabel yang memiliki cita-cita tinggi dan mengabdi pada bangsa dan negara. Dalam studinya itu menjadi inspirasi untuk para pemuda indonesia, kalau Umar bisa kenapa yang lain tidak bisa," ujarnya.(*)
 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022