PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) mencatatkan kenaikan laba bersih 1,51 persen atau sebesar Rp1,20 triliun dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year on year).

Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Jumat, mengatakan selain laba bersih pihaknya juga mencatatkan aset sebesar 98,48 triliun.

"Laba Bank Jatim terbilang lebih rendah dibandingkan BPD (Bank Pembangunan Daerah) besar lainnya," kata Busrul.

Menurut dia, ini sebagai bagian dari konsolidasi bank yang tengah melakukan penguatan bisnis dengan melakukan berbagai perbaikan kebijakan, struktur organisasi, hingga sumber daya manusia.

"Sebagai BPD kami bertumpu pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), sedangkan APBD bertumpu pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Kira ketahui dua tahun terakhir, APBN banyak digunakan untuk penanggulangan COVID-19, sehingga ini juga berdampak secara tidak langsung terhadap pertumbuhan BPD," ujar Busrul.

Oleh sebab itu, lanjut Busrul, bila selama ini BPD termasuk Bank Jatim kuat di segmen payroll base, kini harus bergeser ke sektor produktif yang masih memiliki peluang yang sangat besar.

"Untuk mengoptimalkan sektor produktif inilah, Bank Jatim melakukan konsolidasi dengan memperkuat bisnis," katanya.

Pihaknya menyadari titik kendala selama ini ada di sisi lini atau marketing. Saat Bank Jatim sudah memperbaiki sistem dan kualitasnya.

"Jika semua pekerjaan rumah pada tahun ini sudah kami selesaikan, tahun depan jika sesuai prediksi terdapat resesi, kami siap menangkap peluang yang ada," kata Busrul.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022