Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengingatkan pentingnya menjauhi renten atau pembayaran berlebih secara tidak wajar dari rentenir karena lebih banyak merugikan.
"Dari perjalanan ke berbagai daerah, pelaku usaha ultra mikro ini paling rentan kemungkinan terjerat renten. Maka dari ini, kami harapkan ada bantuan ekonomi pelaku usaha ultra mikro, sehingga mereka bisa terjauhkan dari renten," kata Gubernur Khofifah saat menghadiri pelantikan PC Muslimat NU Kota Kediri di PP Al Amien, Kelurahan Rejomulyo, Kota Kediri, Minggu.
Bantuan yang diberikan adalah dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jatim berupa modal untuk pelaku usaha ultra mikro senilai Rp500.000. Program ini juga selaras dengan program Presiden.
Ia mengatakan, bantuan usaha untuk pelaku usaha ultra mikro dimungkinkan belum mencukupi untuk mengembangkan usaha mereka.
Untuk itu, pemerintah mempunyai program pengajuan kredit usaha untuk ultra mikro dan UMKM dengan bunga setahun 3 persen.
"Pemprov mempunyai program dengan bunga setahun 3 persen di Bank UMKM Jatim. Ini untuk pelaku usaha mikro dan ultra mikro, karena maksimal hanya boleh (pinjam) sampai Rp10 juta," katanya.
Pada tahun 2022, dialokasikan anggaran hingga Rp7,5 miliar hingga akhir tahun guna membantu pelaku usaha ultra mikro dan UMKM itu.
Pihaknya berharap dengan program ini, semakin bisa menjauhkan masyarakat terjerat renten. Program ini bisa diakses pelaku usaha mikro dan ultra mikro. Mereka pun juga tidak perlu khawatir untuk jaminan.
Selain itu, Gubernur juga menekankan kolaborasi dengan seluruh elemen termasuk organisasi masyarakat, sehingga program pemerintah pun bisa terealisasi dengan baik.
Gubernur mengungkapkan bahwa organisasi masyarakat seperti Muslimat NU adalah social capital, sehingga hal tersebut menjadi potensi efektif dari seluruh proses layanan kemasyarakatan jika diikuti dengan kolaborasi yang kuat.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar juga mengatakan kolaborasi memang penting. Misalnya, saat pandemi COVID-19 terjadi, dari Muslimat NU juga banyak membantu pemkot.
Menurut dia, kolaborasi bisa dilakukan dengan beragam program. Seperti penanaman bibit pohon, pendidikan, penanganan kekerasan pada anak serta perempuan dan lainnya.
"Pemkot selama ini kolaborasi dan ke depan kami ingin banyak hal yang bisa dikolaborasikan dengan Muslimat NU. Misalnya saat imunisasi anak, saat pandemi COVID-19, muslimat juga banyak membantu. Kami ingin sinergi lebih baik lagi," kata Wali Kota.
Dalam acara pelantikan ini, sekaligus juga dilakukan penyerahan santunan untuk 10 anak yatim, bantuan zakat produktif untuk modal usaha para pelaku usaha ultra mikro dan bantuan bibit pohon.
Hadir pula dalam acara pelantikan ini, Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Timur K.H. Anwar Iskandar, Ketua PCNU Kota Kediri K.H. Abu Bakar Abdul Jalil, Ketua PWNU Jawa Timur Nyai Masruroh Wahid, Pimpinan Cabang Muslimat NU Kota Kediri Nurul Latifah dan pengurus serta anggota Muslimat NU se-Kota Kediri. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Dari perjalanan ke berbagai daerah, pelaku usaha ultra mikro ini paling rentan kemungkinan terjerat renten. Maka dari ini, kami harapkan ada bantuan ekonomi pelaku usaha ultra mikro, sehingga mereka bisa terjauhkan dari renten," kata Gubernur Khofifah saat menghadiri pelantikan PC Muslimat NU Kota Kediri di PP Al Amien, Kelurahan Rejomulyo, Kota Kediri, Minggu.
Bantuan yang diberikan adalah dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jatim berupa modal untuk pelaku usaha ultra mikro senilai Rp500.000. Program ini juga selaras dengan program Presiden.
Ia mengatakan, bantuan usaha untuk pelaku usaha ultra mikro dimungkinkan belum mencukupi untuk mengembangkan usaha mereka.
Untuk itu, pemerintah mempunyai program pengajuan kredit usaha untuk ultra mikro dan UMKM dengan bunga setahun 3 persen.
"Pemprov mempunyai program dengan bunga setahun 3 persen di Bank UMKM Jatim. Ini untuk pelaku usaha mikro dan ultra mikro, karena maksimal hanya boleh (pinjam) sampai Rp10 juta," katanya.
Pada tahun 2022, dialokasikan anggaran hingga Rp7,5 miliar hingga akhir tahun guna membantu pelaku usaha ultra mikro dan UMKM itu.
Pihaknya berharap dengan program ini, semakin bisa menjauhkan masyarakat terjerat renten. Program ini bisa diakses pelaku usaha mikro dan ultra mikro. Mereka pun juga tidak perlu khawatir untuk jaminan.
Selain itu, Gubernur juga menekankan kolaborasi dengan seluruh elemen termasuk organisasi masyarakat, sehingga program pemerintah pun bisa terealisasi dengan baik.
Gubernur mengungkapkan bahwa organisasi masyarakat seperti Muslimat NU adalah social capital, sehingga hal tersebut menjadi potensi efektif dari seluruh proses layanan kemasyarakatan jika diikuti dengan kolaborasi yang kuat.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar juga mengatakan kolaborasi memang penting. Misalnya, saat pandemi COVID-19 terjadi, dari Muslimat NU juga banyak membantu pemkot.
Menurut dia, kolaborasi bisa dilakukan dengan beragam program. Seperti penanaman bibit pohon, pendidikan, penanganan kekerasan pada anak serta perempuan dan lainnya.
"Pemkot selama ini kolaborasi dan ke depan kami ingin banyak hal yang bisa dikolaborasikan dengan Muslimat NU. Misalnya saat imunisasi anak, saat pandemi COVID-19, muslimat juga banyak membantu. Kami ingin sinergi lebih baik lagi," kata Wali Kota.
Dalam acara pelantikan ini, sekaligus juga dilakukan penyerahan santunan untuk 10 anak yatim, bantuan zakat produktif untuk modal usaha para pelaku usaha ultra mikro dan bantuan bibit pohon.
Hadir pula dalam acara pelantikan ini, Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Timur K.H. Anwar Iskandar, Ketua PCNU Kota Kediri K.H. Abu Bakar Abdul Jalil, Ketua PWNU Jawa Timur Nyai Masruroh Wahid, Pimpinan Cabang Muslimat NU Kota Kediri Nurul Latifah dan pengurus serta anggota Muslimat NU se-Kota Kediri. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022