Pemerintah Kota Surabaya di Provinsi Jawa Timur fokus menangani banjir dan genangan di dua area rawan, yakni pusat kota dan Surabaya bagian selatan.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Surabaya Lilik Arijanto di Surabaya, Sabtu, mengatakan bahwa pada awal tahun hujan menimbulkan genangan yang cukup tinggi di area pusat kota.
"Selain itu, kegiatan ekonomi di pusat kota ini sangat padat. Kami ingin menyelesaikan semua ini, sehingga konsentrasi pekerjaan kita banyak di pusat kota," katanya.
"Kemudian kenapa kami pilih di wilayah Surabaya selatan, karena wilayah selatan itu wilayah yang saluran pembuangannya itu terpanjang di Surabaya," ia menambahkan.
Lilik menjelaskan bahwa saluran pembuangan yang ada di area pusat kota meliputi saluran-saluran peninggalan Belanda yang sudah tidak cukup untuk menampung debit air saat hujan deras turun.
"Makanya, kami harus bikin terobosan baru untuk membuat saluran yang mengarah ke pembuangan terdekat di pusat kota ini, sehingga kami bikin trase-trase yang berbeda, dan ini tentunya akan mengakibatkan crossing-crossing di banyak jalan di seluruh Kota Surabaya," kata dia.
Dia mengatakan bahwa pemerintah kota berusaha menyelesaikan pembenahan dan pembangunan saluran sebelum musim hujan datang.
"Beberapa bulan terakhir ini, kami harus cepat untuk melakukan pekerjaan bersamaan, sehingga mengakibatkan banyak galian, banyak pemasangan crossing, banyak penempatan box culvert di pinggir jalan, dan terkadang juga mengganggu arus lalu lintas, karena memang tempat dan waktu kita terbatas," katanya.
"Kami mohon maaf apabila akhir-akhir ini lalu lintas di Surabaya agak sedikit terganggu karena pengerjaan saluran yang bersamaan ini," kata dia.
Lilik mengimbau warga Surabaya menyampaikan informasi mengenai genangan yang muncul di sekitar lingkungan mereka agar pemerintah kota bisa segera menanganinya.
"Informasi yang cepat dari masyarakat sangat kita butuhkan untuk melakukan penanganan di lapangan," kata dia.
Dia juga mengingatkan warga agar tidak membuang sampah di saluran, menutup bagian saluran, atau melakukan tindakan yang dapat mempersempit saluran air.
"Tolong semua itu ditinggalkan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Surabaya Lilik Arijanto di Surabaya, Sabtu, mengatakan bahwa pada awal tahun hujan menimbulkan genangan yang cukup tinggi di area pusat kota.
"Selain itu, kegiatan ekonomi di pusat kota ini sangat padat. Kami ingin menyelesaikan semua ini, sehingga konsentrasi pekerjaan kita banyak di pusat kota," katanya.
"Kemudian kenapa kami pilih di wilayah Surabaya selatan, karena wilayah selatan itu wilayah yang saluran pembuangannya itu terpanjang di Surabaya," ia menambahkan.
Lilik menjelaskan bahwa saluran pembuangan yang ada di area pusat kota meliputi saluran-saluran peninggalan Belanda yang sudah tidak cukup untuk menampung debit air saat hujan deras turun.
"Makanya, kami harus bikin terobosan baru untuk membuat saluran yang mengarah ke pembuangan terdekat di pusat kota ini, sehingga kami bikin trase-trase yang berbeda, dan ini tentunya akan mengakibatkan crossing-crossing di banyak jalan di seluruh Kota Surabaya," kata dia.
Dia mengatakan bahwa pemerintah kota berusaha menyelesaikan pembenahan dan pembangunan saluran sebelum musim hujan datang.
"Beberapa bulan terakhir ini, kami harus cepat untuk melakukan pekerjaan bersamaan, sehingga mengakibatkan banyak galian, banyak pemasangan crossing, banyak penempatan box culvert di pinggir jalan, dan terkadang juga mengganggu arus lalu lintas, karena memang tempat dan waktu kita terbatas," katanya.
"Kami mohon maaf apabila akhir-akhir ini lalu lintas di Surabaya agak sedikit terganggu karena pengerjaan saluran yang bersamaan ini," kata dia.
Lilik mengimbau warga Surabaya menyampaikan informasi mengenai genangan yang muncul di sekitar lingkungan mereka agar pemerintah kota bisa segera menanganinya.
"Informasi yang cepat dari masyarakat sangat kita butuhkan untuk melakukan penanganan di lapangan," kata dia.
Dia juga mengingatkan warga agar tidak membuang sampah di saluran, menutup bagian saluran, atau melakukan tindakan yang dapat mempersempit saluran air.
"Tolong semua itu ditinggalkan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022