Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya menyebut pelapisan membran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Benowo, Kota Pahlawan, Jawa Timur, progresnya saat ini telah mencapai 85 persen.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro di Surabaya, Jumat, mengatakan,penutupan seluruh wilayah TPA Benowo menggunakan membran agar tidak menimbulkan bau.
"Rencananya, proses penutupan membran itu akan selesai pada akhir Agustus 2022," kata dia.
Hebi mengatakan, penutupan membran itu mencakup TPA Benowo secara keseluruhan. Kemudian untuk penanaman pohon, DLH Kota Surabaya telah menanam 4.000 bambu dan 3.000 pohon jenis lain.
"TPA Benowo seluas kurang lebih 37 hektare itu kami tutup seluruhnya menggunakan membran. Karena angin di Benowo itu kencang, kemarin membuat sebagian membrannya terbuka selain itu juga karena ada penataan," kata Hebi.
Hebi menjelaskan, alasannya menggunakan pohon bambu karena tanaman tersebut dirasa lebih kuat untuk menahan dan menghalau bau dan polusi udara dari TPA Benowo. Selain itu, kata dia, bambu juga dapat tumbuh dengan baik di TPA Benowo karena memiliki akar serabut.
"Kalau bambu itu kan akarnya tumbuh merambat ke samping, tidak sampai ke dalam. Kalau pohon jenis lain akarnya masuk ke dalam, kalau itu (akar) menyerap air sampah akan mati, makannya kemarin kenapa menanamnya pakai media tanah dan bis beton," kata Hebi.
Alasan kenapa beberapa waktu lalu sempat tercium bau sampah di sekitar TPA Benowo, Hebi menjelaskan, hal itu dikarenakan ada penataan sampah. "Sebenarnya sudah tidak bau kalau pengelolaannya bagus, kemarin bocor karena penataan sampahnya," kata dia.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan, ada treatment khusus sampah di TPA Benowo, agar tidak menimbulkan bau di sekitar Gelora Bung Tomo (GBT) .
Salah satu treatment-nya adalah menutup seluruh TPA Benowo menggunakan membran agar tidak terlihat mencolok dan menimbulkan bau. Selain dengan membran, kata dia, Pemkot Surabaya juga rutin melakukan penyemprotan zat kimia untuk mengurangi rasa bau.
"Saya ingin semuanya tertutup seluruhnya dengan membran. Kemudian menempatkan petugas DLH untuk mengawasi TPA Benowo dan memastikan penyemprotan zat kimia berjalan," kata Eri.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro di Surabaya, Jumat, mengatakan,penutupan seluruh wilayah TPA Benowo menggunakan membran agar tidak menimbulkan bau.
"Rencananya, proses penutupan membran itu akan selesai pada akhir Agustus 2022," kata dia.
Hebi mengatakan, penutupan membran itu mencakup TPA Benowo secara keseluruhan. Kemudian untuk penanaman pohon, DLH Kota Surabaya telah menanam 4.000 bambu dan 3.000 pohon jenis lain.
"TPA Benowo seluas kurang lebih 37 hektare itu kami tutup seluruhnya menggunakan membran. Karena angin di Benowo itu kencang, kemarin membuat sebagian membrannya terbuka selain itu juga karena ada penataan," kata Hebi.
Hebi menjelaskan, alasannya menggunakan pohon bambu karena tanaman tersebut dirasa lebih kuat untuk menahan dan menghalau bau dan polusi udara dari TPA Benowo. Selain itu, kata dia, bambu juga dapat tumbuh dengan baik di TPA Benowo karena memiliki akar serabut.
"Kalau bambu itu kan akarnya tumbuh merambat ke samping, tidak sampai ke dalam. Kalau pohon jenis lain akarnya masuk ke dalam, kalau itu (akar) menyerap air sampah akan mati, makannya kemarin kenapa menanamnya pakai media tanah dan bis beton," kata Hebi.
Alasan kenapa beberapa waktu lalu sempat tercium bau sampah di sekitar TPA Benowo, Hebi menjelaskan, hal itu dikarenakan ada penataan sampah. "Sebenarnya sudah tidak bau kalau pengelolaannya bagus, kemarin bocor karena penataan sampahnya," kata dia.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan, ada treatment khusus sampah di TPA Benowo, agar tidak menimbulkan bau di sekitar Gelora Bung Tomo (GBT) .
Salah satu treatment-nya adalah menutup seluruh TPA Benowo menggunakan membran agar tidak terlihat mencolok dan menimbulkan bau. Selain dengan membran, kata dia, Pemkot Surabaya juga rutin melakukan penyemprotan zat kimia untuk mengurangi rasa bau.
"Saya ingin semuanya tertutup seluruhnya dengan membran. Kemudian menempatkan petugas DLH untuk mengawasi TPA Benowo dan memastikan penyemprotan zat kimia berjalan," kata Eri.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022