Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menawari Banyuwangi menjadi lumbung produksi manggis karena kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu memiliki potensi luar biasa di sektor pangan, salah satunya manggis.

"Saya berharap ada food estate manggis di Banyuwangi," ujar Gubernur Khofifah usai membuka sarasehan yang digelar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jatim di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Selasa.

Menurut dia, di Banyuwangi ada potensi yang luar biasa dan lahan juga cukup luas, SDM sangat handal. Jejaring Banyuwangi juga dinilai luar biasa di sektor pangan sehingga jika ada lumbung pangan manggis akan menjadi sangat bagus.

Khofifah juga menyinggung pesan Presiden Joko Widodo terkait peningkatan kualitas pertanian, termasuk sektor hortikultura. Menurut dia, industri pertanian seperti komoditas manggis di Banyuwangi, kian memajukan pengembangan sektor hortikultural di Jatim dari hulu hingga hilir.

"Tentunya diharapkan akan mampu mendorong produksi manggis dan produk hortikultura lainnya dari Banyuwangi dan sekitarnya sehingga memperkuat industri pertanian serta menyejahterakan masyarakat Jatim," ujarnya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyambut positif tawaran tersebut karena Banyuwangi memang memiliki potensi besar di sektor pertanian seperti manggis. Apalagi selama ini Banyuwangi juga dikenal menjadi salah satu sentra produksi manggis.

"Banyuwangi juga telah berkali-kali ekspor manggis ke luar negeri. Kami menyambut baik saran Ibu Khofifah, Banyuwangi menjadi lumbung pangan manggis. Secepatnya akan kami tindak lanjuti," katanya.

Berada di ketinggian, buah manggis asal Banyuwangi memiliki rasa beda. Selain manis, manggis Banyuwangi minim getah. Komoditas ini menjadi langganan ekspor seperti ke Taiwan, Singapura, China, Uni Emirat Arab, dan berbagai negara lainnya. Di Banyuwangi sentra budi daya manggis terdapat di Kecamatan Songgon, Glagah, Sempu, dan Kalipuro.

Produktivitas manggis merupakan salah satu komoditas tertinggi di Banyuwangi. Dari tahun ke tahun, produktivitas manggis di Banyuwangi terus meningkat. Pada 2017, produktivitas manggis per hektare mencapai 132,53 kuintal. Angka tersebut meningkat hingga 137 kuintal per hektare pada 2021.

"Kami optimistis jika Banyuwangi menjadi lumbung pangan dalam komoditas manggis, akan menghasilkan yang lebih lagi," katanya.

Bupati Ipuk juga memaparkan potensi pertanian lainnya di Banyuwangi. Daerah di ujung timur Jawa ini memiliki sejumlah buah yang produksi maupun produktivitasnya terus meningkat. Mulai dari jeruk siam, buah naga, pisang, mangga hingga semangka. 

"Komoditas pertanian di luar buah-buahan, juga tidak kalah produktifnya. Mulai dari cabe, jagung hingga padi," ujarnya.

"Selain menggenjot sektor produktivitas pertanian, imbuh Ipuk, Banyuwangi juga meningkatkan inovasi di bidang pertanian dengan melibatkan generasi muda. Di antaranya dengan menggelar Jagoan Tani untuk memacu kalangan muda berinovasi di bidang pertanian.

"Untuk menggenjot sektor pertanian ini, tidak cukup hanya dengan meningkatkan luasan lahannya saja. Tapi, juga perlu mempersiapkan angkatan kerja yang unggul dan inovatif di bidang pertanian. Inilah yang kemudian kami kejar dengan menggalakkan Jagoan Tani," katanya.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022