Sejumlah kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jawa Timur menyesalkan pernyataan Ketua Umum Suharso Manoarfa terkait "amplop kiai" yang dilontarkan-nya beberapa waktu lalu.
"Meski DPP sudah minta maaf, tapi kami kecewa," ujar Sekretaris Majelis Pakar DPW PPP Jatim Sudarsono Rahman dalam siaran pers diterima di Surabaya, Minggu.
Menurut dia, Suharso harus gentle untuk mengakui kesalahan fatal-nya, dan segera mundur karena bisa merugikan partai menjelang momentum Pemilihan Umum 2024.
Dalam fenomena tersebut, kata dia, pihaknya mengambil sikap agar ketua umum menyelamatkan gerbong besar ini sehingga tidak ada gerakan lebih besar lagi.
"Kalau beliau legawa akan soft, proses pemenangan partai akan jalan, dan target terpenuhi, daripada gerakan demo terus terjadi. Soal siapa penggantinya itu urusan DPP, dan usulan DPW se-Indonesia, serta DPC," ucapnya.
"Bisa jadi Muktamar Luar Biasa (MLB), tapi harus dihitung karena waktunya singkat menjelang pemilu 2024," tambah dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Pertimbangan DPW PPP Jatim KH Saiful Muluk Basaiban menyebut ucapan Suharso menyakiti para santri dan kiai.
"Sangat disesalkan pernyataan Pak Suharso. Bahwa memberi hadiah ke kiai itu bentuk penghormatan, kiai tidak pernah minta dan menekan, bedakan antara hadiah dan meminta. Sebagai seorang santri memuliakan kiai salah satunya dengan bisyaroh itu biasa, itu bentuk hormat," kata dia.
Pandangan serupa disampaikan sejumlah pengurus dan kader, termasuk sejumlah pengasuh pondok pesantren yang tersebar di Jatim. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022